Mencuci Pusaka di Mata Bupati Tuban

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Suasana di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding pada Sabtu (14/9/2019), lebih ramai dibanding hari biasa. Ada pasar rakyat yang menjajakan potensi lokal warga setempat.

Bupati Tuban, Fathul Huda memilih membatalkan jadwal ke Jakarta, dan datang di Prunggahan Kulon untuk membuka acara. Diawali pemukulan gong beberapa kali, kemudian Bupati didampingi empat dinas mengunjungi stand dan pameran keris.

Kades Prunggahan Kulon, Siswoko mengatakan, pasar rakyat ini bertujuan mendorong produk andalan desa. Mulai batik, makanan, hingga buah siwalan.

"Puncaknya besok ada jamasan pusaka dilanjutkan kirab keliling," kata Siswoko kepada reporter blokTuban.com.

Bupati Tuban mengaku haru dan heran saat masuk Prunggahan Kulon. Acaranya desa tapi meriahnya mengalahkan gawene (acaranya) Pemkab. Ada empat dinas yang dibawa ke lokasi pasar rakyat.

Ada Disparbudpora Tuban. Kehadiran dinas di Kota Lama ini, karena Kecamatan Semanding secara umum kaya akan budaya. Dari budaya ini bisa diadopsi dan diuri-uri (dilestarikan).

Diskoperindag juga diharapkan mampu mengembangkan produk unggulan yang ditampilkan di pasar rakyat. Ternyata jauh dari dugaan Bupati, poros Yogya kalah dengan di Prunggahan Kulon.

"Dippemas Desa dan KB juga hadir karena jumlah penduduk di Prunggahan Kulon mencapai 17 ribu jiwa atau sama dengan Kecamatan Kenduruan," terang Bupati dua periode ini.

Dinas terakhir Bagian Humas dan Protokoler Tuban. Acara ini besar dan sakral sehingga perlu dipublikasikan. Meskipun ini desa tapi rasanya kota. Akan menasional jika acara ini diviralkan melalui youtube.

Bupati asal Kecamatan Montong ini juga membeberkan alasannya datang meski tak ada jadwal dan terpaksa. Pertama kita ingat sejarah bahwa Prunggahan Kulon cikal bakal Tuban. Bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa pahlawannnya.

"Kedatangan saya hanya ingin menghormati jasa pahlawan, sejarah Prunggahan Kulon dan pimpinan di masa lalu," imbuhnya.

Alasan kedua, ini sesuai dengan harapan Pemkab. Dimana sekarang desa jadi subjek dan objek pembangunan. Karena itu Kades dituntut harus punya inovasi. Baik di pertanian, perdagangan, budaya dan seni.

Ditegaskan desa kalau ingin maju harus punya terobosan. Desa maju petaninya enak, karena semuanya bisa terwujud.

Terakhir, alasan Bupati Huda karena Prunggahan Kulon menguri-uri budaya. Mencuci pusaka itu budaya yang sangat bagus dan harus dipertahankan. Budaya itu implementasi dari seni.

Orang itu punya jiwa seni dan diwujudkan dalam tindakan dan jadi budaya. Seni itu dari nurani sangat dalam, kemudian diaplikasikan dalam wujud budaya.

"Ka'bah kalau Muharram juga dicuci. Untuk Tuban yang punya pusaka juga harus dicuci. Kenapa pusaka punya kekuatan, karena yang membuat dulu tirakat," tutupnya. [ali/rom]