4 Megaproyek RDMP dan 2 GRR Digadang Atasi Impor BBM

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Pertamina mempercepat penyelesaian sejumlah proyek kilang ramah lingkungan agar segera memberi manfaat bagi penurunan impor bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia serta meningkatkan cadangan devisa dan penerimaan pajak.

Megaproyek kilang tersebut adalah 4 proyek perluasan (Refinery Development Master Plan/RDMP) yakni unit kilang Balikpapan, kilang Cilacap, Balongan dan Dumai. Selain itu juga 2 proyek pembangunan kilang minyak dan petrokimia (Grass Root Refinery/GRR) Tuban dan Bontang.

"Proyek-proyek kilang itu akan meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar Pertamina dari saat ini sebesar 600.000 barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari," kata Unit Manager CSR RU VI Balongan, Eko Kristiawan dihadapan 36 jurnalis dari Tuban dan Bojonegoro di gedung Patra Ayu Perumahan Pertamina Balongan, Senin (29/7/2019).

Di Balongan sendiri, kata Eko telah ada upgrade pengolahan minyak tanah (karosene) menjadi Avtur dengan kapasitas sebanyak 29.000 barel per hari. Bahan bakar untuk pesawat terbang ini distribusi ke Bandara Husein Sastranegara Bandung, dan Soekarno Hatta.

Kilang Balongan yang terhitung kilang paling muda dan berteknologi paling modern karena dibangun pada tahun 1994, mengolah crude (minyak mentah) dari sumur minyak Minas dan Duri wilayah Riau, Sumatra. Setelah dua ladang itu produksinya menyusut kini mengolah minyak mentah dari daratan Afrika.

Jika kilang Tuban terbangun dan kilang lain direvitalisasi, tambah Eko Kristiawan, diperkirakan bakal mampu menghasilkan produksi BBM nasional pada kisaran tahun 2025-2026 hingga 2 juta barel.

Di sekitar Kilang Balongan terdapat lahan milik Pertamina seluas 120 hektar. Lahan yang kini digarap petani setempat tersebut bakal dipakai untuk pengembangan kilang.

Balongan saat ini mempekerjakan 1.000 karyawan organik Pertamina. Belum termasuk tenaga supporting berupa tenaga kontrak, dan outsourcing yang jumlah ditaksir mencapai 3.000 orang.

Kalau kilang Tuban berdiri dengan kapasitas produksi 400.000 barel per hari, diperkirakan bakal menampung tenaga kerja organik 4.000 orang. Belum termasuk tenaga supporting yang lebih banyak lagi jumlahnya.

Data dari beberapa sumber menyebut, tahapan setiap proyek lebih cepat dari jadwal normal. Hal tersebut terlihat pada rincian pencapaian inisiatif dan rencana strategis ke depan megaproyek kilang Pertamina.

Pada 2018, Proyek GRR Tuban telah mencapai sejumlah target strategis antara lain penyelesaian bankable feasibility study (BFS), tender seleksi process licensor, general engineering design (BED) dan front end engineering design (FEED), serta izin penetapan lokasi lahan eks masyarakat seluas 493 ha dari Gubernur Jawa Timur.

Target selanjutnya adalah penandatanganan kontrak process licensor, general engineering design consultant, dan PMC, pengoperasian perusahaan patungan secara penuh, pelaksanaan pembebasan lahan tahap II, dan pelatihan tenaga kerja lokal.

Untuk RDMP Balikpapan, lanjutnya, pencapaian antara lain penandatanganan kontrak engineering, procurement, and construction (EPC), penyelesaian pekerjaan pendahuluan tahap I seperti apartemen, site development tahap I, dan jetty, perolehan izin amdal, serta pelatihan 924 tenaga kerja lokal.

Langkah selanjutnya dari RDMP Balikpapan antara lain pelaksanaan EPC, pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), penyelesaian pekerjaan awal tahap II seperti site development tahap II dan Lawe-lawe, pengendali banjir kilang dan apartemen, serta modifikasi 34 unit tangka, dan penyelesaian lelang paket EPC Lawe-lawe.

Proyek RDMP Cilapap, pencapaiannya antara lain perolehan sejumlah izin seperti penetapan lokasi, amdal, RTRW, dan relokasi fasilitas publik, pembebasan lahan, studi BED, memperoleh konfirmasi pendahuluan tax holiday, dan perolehan izin prinsip spin off aset unit kilang Cilacap dari Menteri BUMN.

Target ke depan RDMP Cilacap antara lain penyelesaian kesepakatan valuasi aset dengan mitra Saudi Aramco, pelaksanaan pekerjaan awal seperti pengembangan lokasi, rute ulang jalan, dan fasilitas umum, serta penyelesaian engineering proyek.

Untuk GRR Bontang, pencapaian strategis pada 2018 adalah penandatanganan frame work agreement (FWA) dengan mitra Overseas Oil Group (OOG) Oman pada 10 Desember 2018. Langkah berikutnya antara lain penetapan lokasi kilang, akuisisi lahan, penyesuaian RTRW, penyelesaian BFS, serta memulai pekerjaan BED dan FEED.

Sedangkan, RDMP Balongan, pada 2018 sudah dilakukan FWA proyek petrokimia dengan China Petroleum Company (CPC) Taiwan pada 11 Oktober 2018 dan penyelesaian tender konsultan untuk pre FEED dan studi kelayakan proyek petrokimia.

Di luar proyek RDMP dan GRR, proyek strategis lainnya yang tengah dikerjakan Pertamina adalah Proyek Pengembangan Green Refinery RU III Plaju.

Untuk RU III Plaju, akan dikembangkan mejadi proyek percontohan kilang ramah lingkungan dengan mengimplementasikan pemrosesan minyak kelapa sawit (Co-Processing CPO) yang menghasilkan bahan bakar biodiesel dan Green LPG.

Dalam jangka panjang, Pertamina telah melakukan kerjasama dengan ENI, perusahaan minyak asal Italia, yang menjadi pelopor konversi kilang pertama di dunia. [ali/ito]