Muhasan, Sosok di Balik Wonderful Beach Pantai Kelapa

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Siapa yang tak pernah singgah di Pantai Kelapa Tuban? Tentu mereka bukan pelancong wisata pesisir pantai sejati.

Wisata pantai dengan 1.000 pohon kelapa ini berada persis di Jalan Daendles Kelurahan Panyuran, Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kalau sudah tahu lokasinya, berikutnya setiap wisatawan wajib kenal Muhasan. Dialah sosok di balik wonderful beach Pantai Kelapa yang setiap musim liburan diburu 12.000 orang per harinya.

Pria kelahiran Tuban pada 16 April 1979, tinggal di Kelurahan Panyuran RT 4 RW 1. Menjadi warga lokal dengan darah muda, tak menyurutkan semangatnya untuk memoles pantai di kelurahannya.

Hanya dalam waktua dua tahun sejak 2017, Pantai Kelapa benar-benar berubah ibarat membalikkan telapak tangan. Setiap kaki yang menginjak pasir pantai, dipastikan ingin cepat-cepat mengabadikan momen terindah menggunakan kamera ponsel.

Hal itu lumrah karena disepanjang jalur Pantura, hanya pantai kelapalah yang menyuguhkan view panorama laut, perahu dan disempurnakan background seribuan pohon kelapa.

Kembali ke Muhasan. Pria berkacamata bening ini akrab disapa Hasan. Dia merupakan alumnus SMA Muhammadiyah 1 Tuban.

Untuk pengalaman organisasi, Hasan tak perlu diragukan lagi. Tak salah jika selama mengelola pantai kelapa manajemennya patut diacungi jempol.

Dia pernah menjabat Sekretaris Pemuda Muhammadiyah, dan sekretaris LPPTKA BKPRMI Kecamatan Palang. Jabatan strategis itulah yang kini menjadi bekalnya dalam mengelola wisata yang dulu dipenuhi sampah sepanjang mata memandang.

pantai-kelapa

Tim blokTuban.com berkesempatan berbincang khusus dengan Muhasan di Pantai Kelapa. Tepat di akhir liburan Idul Fitri 1440 H tahun 2019. Berikut hasil wawancaranya!

Bagaimana Lika-liku mengelola Pantai Kelapa?

Lika-likunya luar biasa. Ketika kita memproyeksi Pantai Kelapa destinasi wisata, perlu disampaikan jika wisata ini sudah lama ada. Hanya waktu itu, sebatas digunakan untuk bumi perkemahan.

Seiring perjalanan waktu, wisata pantai telah jadi kebutuhan pokok masyarakat. Oleh karenanya, kita bersinergi dengan pihak kelurahan, warga setempat terkhusus yang punya lahan untuk menyampaikan ke mereka agar lokasi ini segera dijadikan destinasi wisata.

"Alhamdulillah atas ijin Sang Pencipta Pantai Kelapa ini berjalan lancar. Kendati demikian, kendala pasti ada dan pro kontra itu hal yang biasa," terang pria yang hobi menyanyi ini.

Ketika kita bicara kontranya, ada yang berharap kalau Pantai Kelapa jangan pernah ada. Kami optimis jika setiap niat baik pasti Tuhan akan menyertainya. Usai berjalan seperti ini, banyak warga sekitar yang menikmati hasilnya mulai dari pedagang, karyawan dan seterusnya.

Berapa jumlah karyawan lokal yang dilibatkan?

Kalau bicara karyawan sampai saat ini ada 70 orang dengan berbagai macam latar belakang. Yang tidak memiliki ijazah pun bisa direkrut.

Untuk pedagang juga serupa. Sementara pedagang di ring 1, 2, 3, dan seterusnya. Kita ingin mengkondusifkan agar tidak terjadi konflik, jika merekrut dari luar Panyuran.

Itu yang kita lakukan supaya tetap kondusif. Mudah-mudahan Pantai Kelapa bisa melebarkan sayapnya, dalam hal ini lahan.

Momen berkesan selama 2 tahun terakhir?

Momen yang paling berkesan adalah tiap di akhir pekannya. Sehingga rasa semangat dan kegembiraan seluruh yang terlibat di tata kelola wisata, dengan fakta banyaknya pengunjung lahan di depan rumah warga bisa dipakai parkir dan menjadi nilai tambah ekonomi.

Kami gembiranya disana, sebab jujur berbicara wisata tentu murni orientasi keuntungan. Kendati bicara Pantai Kelapa kami bicara tentang sosial.

Adakah rencana menyediakan penginapan di Pantai Kelapa bagi Pelancong?

Mengingat kondisi saat ini aspirasi dari pengunjung, kami sebenarnya sudah berkeinginan disini ada semacam homestay dan seterusnya. Lagi-lagi ketika kita bicara hal yang baru itu, lantas tidak semau kita.

Karena semuanya butuh sosialisasi, dan pengertian ke warga sekitar lokasi wisata. Agar tidak muncul pemikiran-pemikiran yang negatif. Mohon doa dan dukungannya, aspirasi dari pengunjung akan kita upayakan terealisasi.

Sebagai catatan, tarif masuk ke Pantai Kelapa sangat bersahaja dengan Rp5000 per orang sekali masuk. Spot foto juga tak kalah menarik, karena pengelola berupaya update yang dinginkan pengunjung.

Di Pantai Kelapa para pengunjung bisa membawa makanan dan minuman ataupun alas tikar dari luar. Sehingga sangat rekomended bagi yang keluarga yang ingin reuni.

Ada pula fasilitas flying fox, berkuda, panggung hiburan untuk pengunjung, kolam renang, toilet bersih, dan tempat ibadah. [ali/ito]