Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban melakukan protes atas dibukanya tempat wisata baru Pantai Sunan Bonang yang berlokasi di Pantai Cemara desa setempat.

Aksi protes itu dilakukan lantaran dengan dibukanya tempat wisata baru atas nama pribadi tersebut tidak meminta izin dari pihak desa. Sehingga, pengelola serta para pedagang yang sudah bertahun-tahun menempati area pantai cemara akan merasa dirugikan.

Ketua Pokdarwis Desa Sugihwaras, Arif mengatakan, permasalahan ini berawal saat pemilik sebagian tanah di sepanjang pantai Desa Sugihwaras membuka tempat wisata baru bernama Pantai Sunan Bonang yang dikelola perseorangan.

Padahal, dari hasil hearing beberapa waktu lalu pemilik sebagian tanah di sepanjang pantai Sugihwaras itu belum diperbolehkan untuk membuka tempat wisata baru sebelum adanya kesepakatan bersama pihak desa dan pokdarwis.

"Dari awal memang pemilik sebagian tanah ini ingin mengelola wisata sendiri tanpa melibatkan desa. Namun tidak ada titik temunya karena pihak desa berharap pengelolaan dilakukan dengan kerjasama," terang Arif saat ditemui di lokasi pantai, Minggu (5/5/2019).

Namun, hal itu tidak dihiraukan oleh pemilik tanah yang memaksa untuk segera membuka tempat wisata baru. Hal itu yang membuat para pengelola sempat protes yang kemudian ditengahi oleh aparat untuk menggelar hearing.

"Mis komunikasi ini sudah bisa diselesaikan dengan cara hearing hari ini," terang Arif.

Dia menyebutkan, untuk luasan tanah yang ada disepanjang pantai Desa Sugihwaras ini ada sekitar 9 hektar lebih, dengan rincian sekitar 4,2 hektar milik perseorangan dan sisanya milik khas desa.

Sementara itu, pemilik tanah yang enggan disebutkan namanya itu menyatakan, pihaknya tetap membuka Wisata Pantai Sunan Bonang hari ini. Untuk hasil hearing bersama desa dan pokdarwis hari ini telah disepakati.

"Alhamdulillah dengan syukuran ini sudah mulai kita buka Pantai Sunan Bonang hari ini. Untuk hasil hearing tadi kita sepakati untuk tenaga kerja 80 persen warga sini dan 20 persen warga luar," pungkas pria 45 tahun itu.[hud/ito]