Perbandingan Jagung Singa dan Sableng Ala Petani Perbukitan

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Komoditas bibit tanaman jagung yang banyak dipakai masyarakat petani sekitar perbukitan Rengit, mulai dari Desa Ngrejeng, Ngarum, Banyubang dan Desa/Kecamatan Grabagan, ialah varietas P32 Singa dan NK 212 atau sering disebut dengan bibit Sableng.

Kedua varietas tersebut banyak ditemui saat ini, apalagi pada keadaan musim penghujan yang mana curahnya tak dapat diperkirakan dengan baik. Dengan begitu, hasil panen jagung varietas Singa dan Sableng jelas memiliki perbandingan yang signifikan.

"Dari ladang di sekitar desa ini, banyak petani jagung yang pakai bibit Singa," ujar Sutrisno, petani di Desa Ngarum, Kecamatan Grabagan, Selasa (2/4/2019).

Ditambahkannya lagi, jenis bibit jagung Pioneer P32 Singa tersebut banyak diminati sebab kekokohan batang saat tanam di berbagai kondisi. Selain itu, warna yang cerah disertai tongkol yang besar membuat jagung yang nantinya bakal dijadikan pakan ternak itu bermutu tinggi.

"Harganya sekarang juga lumayan tinggi, lebih mending dari yang kemarin-kemarin," imbuhnya.

Sementara petani Jagung di Desa Ngrejeng, Karsani juga menuturkan hal yang sama. Dia menyebutkan jika perbandingan bibit Sableng dan Singa terdapat pada proses pengeringannya.

Kondisi musim tak tentu, yang kadang mengundang curah hujan tinggi, diakuinya bibit Singa lah yang unggul. Sebab bibit Sableng terbilang lambat dalam proses pengeringan, karena memiliki kadar air yang tinggi. Sedang bibit Singa lebih memiliki kadar air rendah, sehingga cepat kering meski dalam guyuran hujan yang melanda.

"Sableng kurang cocok kalau sekarang ini. Ya, banyak yang tanam Singa. Tapi kalau panen kemarin, mayoritas masih Sableng dan sekarang ganti," ucapnya. [feb/ito].