Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Struktur ekonomi di Merakurak didominasi oleh tiga lapangan usaha, yaitu kategori pertambangan dan penggalian, pertanian, kehutanan dan perikanan, serta kategori kontruksi. Ketiganya menyumbang kontribusi sebesar 67,90 persen pada tahun 2017.

"Perekonomian Merakurak dillihat dari besarnya PDRB kecamatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2013-2017), menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada 2013 PDRB Merakurak berdasarkan harga berlaku sebesar 1.866,40 miliar rupiah. Terus mengalami peningkatan tiap tahun hingga 2017 mencapai 2.817,69 miliar rupiah," ujar Camat Merakurak, Agung Triwibowo, SE. MM disela aktifitasnya, Sabtu (30/3/2019).

Di luar ketiga kategori di atas, terdapat kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor sebesar 13,03 persen, dan industri pengolahan 5,13 persen. Sementara peranan lapangan usaha yang lain kontribusinya di bawah 5,00 persen.

Pada tahun 2017 industri pengolahan berkontribusi 5,13 persen terhadap PDRB Merakurak, sedikit meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 5,10 persen, Walaupun pada tahun-tahun sebelumnya cenderung menurun.

Selain menjadi salah satu daerah penghasil komoditas pertanian terbesar di Bumi Wali sebesar 24,53 persen, usaha pertambangan dan penggalian tidak bisa dipungkiri juga merupakan kategori yang signifikan pembentuk PDRB Merakurak. Pada 2013 kontribusi sektor ini sebesar 26,69 persen, dan dalam empat tahun meningkat menjadi 29,52 persen.

Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Merakurak di 2017 sebesar 5,10 persen. Mengalami fluktuasi jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 7,36 persen tahun 2013, menurun jadi 6,92 persen di 2014, menurun lagi hingga 4, 4,84 persen di 2016, dan naik menjadi 6,59 persen tahun 2016.

"Pertumbuhan ekonomi di wilayah penghasil Gayam ini banyak dipengaruhi faktor eksternal dan internal," jelas Agung.

Beberapa indikator yang turut berpengaruh yaitu keberhasilan pemerintah mempertahankan laju inflasi pada level yang rendah (Inflasi nasional tahun 2017 pada level 2,74 persen. Lebih rendah dibanding tahun 2016 sebesar 3,08).

Selama separuh dekade terakhir, nilai PDRB per kapita Merakurak selalu naik. Di tahun 2013 PDRB per kapita sebesar Rp33,32 juta, tahun 2014 Rp38,66 juta, tahun 2015 Rp41,94 juta, tahun 2016 Rp45,43 juta, dan di tahun 2017 sebesar Rp48,65 juta.

“Gambaran tersebut belum bisa dijadikan ukuran peningkatan kemakmuran maupun penyebaran pendapatan setiap strata ekonomi, karena inflasi sangat dominan dalam pembentukan PDRB. Namun, bisa digunakan sebagai indikasi awal bahwa terjadi peningkatan pendapatan masyarakat,” pungkas mantan Sekretaris Bappeda Tuban. [ali/rom]