Bangkitkan Gairah Seni Tradisi, Pepadi Bakal Show On

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) di wilayah Kabupaten Tuban, merupakan suatu wadah berproses tentang segala bentuk aspek kesenian wayang. Namun begitu, adanya Pepadi Tuban rupanya telah lama vakum seiring perkembangan era modernisasi kini.

Hal tersebut dibenarkan oleh para pelaku seni yang ada di Bumi Wali, sebutan lain Kabupaten Tuban. Baik dari Dewan Kesenian Tuban (DKT), Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban, sampai ke pegiat seni wayang pun turut merasakan hal yang sama.

"Kita lihat dan rasakan, di Tuban memang banyak pedalang. Banyak kesenian wayang masih digemari, tapi bagaimana dengan generasi selanjutnya," kata Teguh, salah satu pegiat seni Pedalangan di Tuban.

Pemuda asal Kelurahan Ronggomulyo Tuban itu merasakan bagaimana getir hari esok bilamana wayang hanya berkutat pada garis tradisi, yang notabennya hanya dikuasai segelintir senior. Tanpa ilmu turunan, aspek pemahaman sejarah, maupun pembelajaran intrinsik dalang dan wayang.

Memahami kondisi tersebut, pelan tapi pasti mulai terpikirkan bagaiamana uri-uri kabudayan wayang itu harus bangkit dan bergeliat akbar di Bumi Wali.

"Kita rembug dulu dengan pegiat seni lain yang ada di Tuban. Selain itu juga minta dukungan dari Dinas dan instansi terkait, agar memunculkan ulang kegemaran masyarakat khususnya pemuda pada wayang," lengkapnya kepada blokTuban.com, Selasa (26/2/2019).

Ketua Dewan Kesenian Tuban, Djoko Wahono mengaku, jika Tuban sebelumnya sempat memiliki Pepadi. Akan tetapi belum sampai muncul progres dari pada visi-misinya, Pepadi seakan hilang begitu saja dari peredaran seni tradisi Tuban.

Usulan menggelorakan ulang seni tradisi wayang, kemudian langsung saja disambut DKT dengan senyum lebar. Mereka seakan tahu jika masa ini sudah saatnya seni di Tuban hidup, dan show on lagi di tengah pergerakan arus budaya liberal yang kian menjamur.

"Kita tahu memang, bentuk kesenian antara wayang, tari dan teater masing-masing punya peminat dan penonton yang cukup banyak. Tari dan teater kiprahnya di Tuban bagus, tapi kalau wayang memang masih minim pembelajarannya," kata Djoko.

Masih kata Ketua DKT, ide gagasan membangkitkan gairah seni tak membutuhkan pertimbangan lama untuk sebuah perencanaan. Tak melulu soal wacana, tapi lebih kepada aksi nyata pergerakan serentak.

Dari komunikasi dan koordinasi antara pegiat seni muda Tuban, DKT, beserta Disparbudpora Tuban yang menimbulkan dampak keresahan pada seni tradisi itu, tak lama bakal disusun, digerakkan sesuai target pembelajaran berikut sosialisasi ulang perihal ilmu pendalangan dan wayang.

Bahkan, wujud keseriusan yang tak menutup kemungkinan bakal mencetus Pepadi reborn, telah mendapat masukan-masukan dari pengurus lama.

"Kita kemarin sudah anjangsana ke senior Pepadi bareng DKT dan Disparbudpora, hasilnya memang harus direorganisasi untuk membentuk ulang Pepadi Tuban. Tinggal nanti dari bagian Pengembangan Budaya, pak Eko Wardoyo yang koordinasi lagi ke Kepala Disparbudpora," tutur Teguh. [feb/rom]