Media dan Migas Sangat Dibutuhkan Masyarakat

Reporter: Parto Sasmito

blokTuban.com - Semarak Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 diadakan pengurus PWI Jawa Timur, salah satunya rembuk migas dan media di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (6/2/2019). Pasalnya keberadaan media dan migas sangat dibutuhkan masyarakat di Indonesia.

Dalam rembuk migas dan media, mengusung tema 'Peluang dan Tantangan Sektor Hulu Migas Indonesia' serta 'Prospek Masa Depan Media Massa'.

Selain pengurus PWI Jawa Timur, perwakilan anggota PWI se-Jawa Timur juga mengikuti rembuk tersebut.

Pasalnya beberapa narasumber diagendakan mengisi rembuk migas dan media pada sesi pertama, seperti halnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan selaku Keynote Speaker, serta Dr. Ir. Dwi Soetjipto (Kepala SKK Migas Pusat), Yopie Hidayat (mantan Juru Bicara Wapres Budiono dan Kolumnis dan Pengamat Ekonomi) dan Agus Sudibyo (komisioner terpilih Dewan Pers 2019, pengamat media).

Sedangkan sesi kedua, narasumber yang dihadirkan Budiono Darsono (Presiden Komisaris Kumparan.com), Errol Jonathan (CEO Suara Surabaya Radio), Abdul Rokim (Pemimpin Redaksi Jawa Pos) dan Imawan Mashuri (Praktisi TV Lokal dan mantan Ketua Umum ATVLSI).

Ketua PWI Jawa Timur, Akhmad Munir mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama dan kehadiran semuanya. Sehingga kegiatan rembuk migas dan media ini dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin.

"Semoga rembuk migas dan media dalam rangka hari pers nasional, dapat memberikan pemahaman dan pencerahan buat kita semuanya," terangnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Masyhar menyebut, migas sekarang ini menjadi obyek vital strategis, karena migas dimana saja dibutuhkan termasuk media.

"Mustahil dunia dipisahkan dengan media dan migas. Pertemuan kita terinspirasi tujuan bersama merawat Indonesia raya," jelasnya.

Selain itu menurutnya, pembangunan perekonomian, infrastruktur dan yang lainnya omong kosong jika tanpa energi. Sebab 70 persen energi nasional bertumpu pada energi migas. Apa yang dikatakan father fathes di tahun 1957, gerak adalah sumber kehidupan, gerak bergantung pada energi dan yang menggerakkan kehidupan.

"Migas menjadi katalisator, mendorong semuanya termasuk perekonomian untuk maju dan berkembang. Khusus kepada media, antara migas dan media saling asah, asih, asuh. Mari kita dorong kegiatan migas di Indonesia terutama Jatim, karena penghasil migas terbesar di Indonesia," ungkapnya.

Ditambahkan, selain media, masyarakat, pemda, pelaku migas dan semuanya bisa melakukan kegiatan sebesar-besarnya untuk pembangunan Indonesia. [ito/mu]