Bucu Kendit, Upacara Adat Warga Tanggung Pasca Tanam

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Upacara adat 'Bucu Kendit' yang diselenggarakan warga Tanggung, Desa Kedungjambangan, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur berlangsung khidmat. Prosesi yang digelar di wilayah pemandian air hangat 'Beji' hari ini, Minggu (20/1/2019) diisi dengan pembacaan Tahlil dan do'a bersama yang dipimpin tokoh agama setempat.

Kepala Dusun (Kadus) Tanggung, Sunari menerangkan, Bucu Kendit rutin digelar pasca tanam padi. Dengan prosesi adat yang diturunkan oleh leluhurnya diharapkan mendapat berkah dari Allah, sehingga tanaman padi petani setempat subur dan hasilnya melimpah serta dihindarkan dari hama dan penyakit.

"Bucu Kendit ini acara tahunan pasca tanam padi," terangnya.

Dalam upacara Bucu Kendit, warga setempat biasanya membuat ambeng (tumpeng) untuk dibawa ke lokasi Beji. Bedanya, ambeng yang dibuat warga terdapat bucu (gunungan kecil dari nasi) yang di tali dengan sehelai daun pisang atau dilingkari bubuk kopi (kendit).

Tumpeng yang dibawa dari rumah warga kemudian dikumpulkan untuk didoakan oleh tokoh agama setempat. Setelah itu, baru dimakan bersama-bersama (kundangan).

Pantauan blokTuban.com di lapangan, selain bapak-bapak, upacara Bucu Kendit ini diikuti emak-emak dan anak-anak. Meski di bawah terik matahari, tidak mengurangi keguyuban dan kekhidmatan acara tersebut.

Selain upacara adat Bucu Kendit, lanjut Kadus, ada dua upacara adat yang rutin digelar warga Tanggung. Sebelum Bucu Kendit, biasanya warga menggelegar acara 'Sampur Bawur'. Sedangkan pasca panen, ada yang namanya Sedekah Bumi.

"Sampur Bawur digelar sebelum tanam atau istilahnya setelah Nampek (menyebar benih padi). Kemudian dilanjut Bucu Kendit pasca tanam padi. Sedangkan setelah panen upacaranya disebut Sedekah Bumi," bebernya. [rof/ito]