Rumah, Musala dan Tempat Usaha Pun Kena Gusur

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Proyek pembangunan drainase yang ada di Desa Pandanwangi, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, saat awal pelaksanaanya, Jumat (11/1/2019) pagi, sempat menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.

Pasalnya, sebagian besar tanah pelataran warga banyak terdampak oleh gusur pengoperasian alat berat (backhoe). Tak hanya itu saja, sedikitnya dua bangunan musala warga setempat, harus rela dirusak sebab dianggap memakan tanah negara.

"Ini yang kena gusur dan dikeruk, dianggap tanah negara. Ya, terpaksa harus kerja ekstra bersihkan halaman," ujar Ridwan, warga setempat.

Ditambahkannya lagi, selain pelataran rumah, proyek saluran air jenis drainase itu juga merusak sedikit bangunan rumah milik warga yang berada di salah satu sudut perempatan Dusun Tanggungan.

"Itu pas rumah tingkat (lantai dua *Red) harusnya kena gusur. Tapi sepertinya pekerja juga bimbang, sebab milik orang punya (kaya)," tambah dia.

Pada area proyek pengerjaan drainase, yakni proses pengerukan, 2 bangunan musala setempat juga diberlakukan pengerjaan yang sama. Musala yang dikelola oleh Abdullah, pada bangunan tempat wudhu harus dibedol.

"Sudah dibedol. Cuma pekerja gak berani tegas untuk membuat lurus galian drainase. Rumah di pojok perempatan, tiang depan rumah harusnya ikut dibedol juga," tutur Tokoh Agama itu.

Pemilik rumah di salah satu sudut perempatan, yang juga memiliki toko, Subekhi mengaku pasrah akan ketentuan yang dikerjakan pemerintah. Bahkan, toko samping rumahnya yang baru saja dibangun, sebagian harus dirusak kembali sebab dianggap memakan jalur pembangunan drainase.

"Bagaimana lagi, saya juga bingung. Rumah dan toko saya juga kena imbas. Bangunan toko material ini juga bakal kena gusur besoknya," ungkap dia yang masih terlihat risau di tengah aktivitas bersama pekerjanya, untuk merusak sebagian tembok bangunan toko material yang berada sekitar 50 meter dari perempatan Tanggungan.

Entah bagaimana lagi proses pengerjaan saluran air drainase itu bakal dilaksanakan. Yang jelas, warga menilai bahwa tim pelaksana dan pimpinan kerja tak begitu berkomunikasi baik dengan masyarakat.

"Sebelumnya ya diberitahukan, tapi mendadak," timpalnya. [feb/rom]