Yuk...! Cicipi Tape Tawaran

Reporter: Nidya Marfis H.

blokTuban.com - Jajanan tradisional tape memang sudah sangat familiar di telingan masyarakat. Namaun apakah generasi millenial saat ini juga mengenalnya, khususnya yang tinggal di perkotaan?

Apabila anda pecinta jajanan dan kuliner tak ada salahnya untuk mencobanya.

Tape sendiri ada dua jenis yaitu tape singkong dan tape yang berbahan dari ketan. Ada salah satu desa di Kabupaten Tuban yang terkenal akan tape ketannya yaitu di Desa Tawaran, Kecamatan Kenduruan. Tepatnya terletak di Tuban bagian barat.

Menurut salah satu pembuat tape, Sarti (65), ia sudah berjualan tape sejak tahun 2001 yang lalu, tapi adanya tape di Tawaran sudah ada sejak nenek moyangnya dulu. Selain itu hingga saat ini, dalam pembutan tape Tawaran masih menggunkan bahan alami seperti perwana dari daun babing (katuk) dan dibungkus dengan daun ploso, sehingga menghasilkan rasa dan bau yang beda dari tape lainnya. Hal ini menjadikan tape Tawaran memiliki ciri khas tersendiri dari tape ketan lain.

"Kita masih mempertahankannya menggunakan bahan-bahan alami," ungkap Sarti.

Lebih lanjut, cara pembutan tape Tawaran pun sangat mudah, bahan utamanya hanya beras ketan, gula, daun katuk sebagai perwarna dan ragi. Kukus ketan setengah matang lalu berikan perwana dari daun yang sudah diambil sarinya, setelah itu apabila sudah matang didinginkan dan ditaburi ragi, sesudahnya tape siap untuk dibungkus.

Dalam sehari apabila sedang banyak menerima pesanan, Sarti bisa memasak beras ketan hingga 20 kilogram.

"Kalau lagi rame-ramenya sehari bisa sampai 20 kilogram, tapi kalau baisa sekitar 10 kilogram," ungkapnya.

Harganya pun cukup terjangkau, satu ikat isi 20 biji hanya dijual Rp20 ribu. Hal ini yang membuat tape Tawaran banyak dicari masyarakat dari dalam maupun luar kota.

Salah satu pembeli, Lina (34), ia sering memesan tape Tawaran untuk diberikan kepada sanak sodaranya yang berda di luar Tuban.

"Sering pesan untuk diberikan sodara, karena selain rasanya yang manis dan khas juga harganya yang terjangkau," ungkap Lina. [nid/rom]