Belajar Kekuatan Kata Dalam Puisi Dari Aan Mansyur

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Sebagai pembelajaran sastra, unsur dari sebuah "kata" merupakan hal umum nan mendasar yang dipelajari setiap orang. Entah itu makna, pengucapan, hingga serapan arti yang disampaikan kepada penerima kata.

Dalam kajian teorisasi Puisi, Kata memiliki pelbagai unsur penjelasan, pengertian, hingga pendalaman sangkut paut antara satu arti dengan tujuannya masing-masing.

Hal tersebut sempat disinggung oleh Aan Mansyur, sebagai salah satu penyair Nusantara yang puisinya telah dikenal masyarakat umum. Pernah dengar puisi-puisi yang dilantunkan pemeran Rangga, pada film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) seri 2? Ya, pelbagai puisi itulah yang digubah Aan Mansyur dalam bingkai puisi bertajuk Tak Ada New York Hari Ini.

"Satu kata yang diucapkan maupun ditulis, itu karena ada maksud atau arti yang ingin disampaikan. Kata, juga bisa sebagai alat untuk menyebrangkan satu makna, satu arti ataupun maksud," papar Aan Mansyur ketika berkesempatan hadir mengisi Workshop Kelas Menulis Puisi, Jumat (14/12/2018) sore di bilangan Joglo Pucangan, Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sebagai salah satu pemateri dalam agenda Jimus Literacy Camp (JLC) 2018, hasil kolaborasi Pemdes Jimus, Indonesia Reading Volunteer (Revolt ID), Forum TBM Jawa Tengah, Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digelar 14-16 Desember 2018, Aan juga menyampaikan, bahwa kata tak hanya dipandang sebagai jembatan. Melainkan setiap kata, itu satu semesta.

"Contoh; tapi, tetapi, namun. Di kamus artinya sama saja kan," ucap penyair bernama lengkap Martan Aan Mansyur itu sembari memantik.

Apa yang membuat alasan, apa yang menuntun untuk memilih kata diantara salah satu kata itu? Satu diantara kata yang sama, "Setiap kata sebetulnya ada huruf, dan bunyi. Setiap huruf itu punya bunyi," sambungnya.

Ditambahkannya lagi dengan contoh lain, seperti kata namun tetap mencintaimu. Huruf "M" dikata namun, dan "M" dikata mencintaimu, seperti sesuatu yang tak full, tak penuh.

Dianalogikan lagi dengan kalimat dalam kata tapi tetap mencintaimu, yang bila di dengar seperti orang main perkusi, memiliki irama dan potongan nada pada susunan kata. Juga penggunaan kata, tetapi tetap mencintaimu, memiliki nada yang jelas tentu berbeda dari sebelumnya.

"Setiap kata bisa jadi alat musik. Jadi, kalau hanya memikirkan makna, kita akan kehilangan bunyi, kehilangan musik," tutur lelaki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan dihadapan para peserta JLC 2018.

Ada banyak hal yang dapat dipelajari serta didalami dalam perihal kata. Lewat kata, pemilik nama pena huruf kecil itu memiliki gagasan, bahwa semua orang bisa membayangkan setiap kata seperti punya gambar sendiri dalam penyampaian setiap kalimat, atau penggunaannya. [feb/ito]