Komunitas Tuban Today, Gotong Royong untuk Misi Sosial

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Seiring pesatnya perkembangan zaman, setiap masa melahirkan generasi dan komunitas-komunitas peduli sesama yang bergotongroyong meningkatkan kapasitas sosial yang tinggi. Seperti komunitas Tuban Today (TT) ini misalnya.

Komunitas yang awalnya berdiri sebagai bentuk sambung seduluran dan sarana media informasi melalui grup Whatsapp, kemudian seiring berjalannya waktu anggota-anggota pun memberi usulan jika perkumpulan grup tersebut harus disertai manfaat juga buat orang lain yang berada di luar.

"Jadi giat sekarang lebih ke arah misi sosial," buka Ketua Tuban Today, Fredrik Sulistiyo kepada blokTuban.com, Selasa (13/11/2018).

Aksi dan giat sosial pun telah digencarkan semenjak awal berdiri TT, sekitar bulan Februari 2018 lalu. Banyak diantaranya, giat bhakti sosial yang sering dilesakkan yakni membantu orang-orang terhimpit dari jeratan garis kemiskinan, memberi donasi sosial kepada warga ataupun orang yang terkena penyakit kronis nan butuh penanganan khusus, hingga melakukan aksi bhakti kesehatan kepada khalayak kurang mampu.

Untuk keanggotaan TT, pihaknya tak memberi batasan usia, profesi maupun pembeda yang lain. Berbagai profesi dan latar belakang anggota, dihimpun jadi satu demi mewujudkan Bumi Wali yang menjunjung nilai sosial di mata umum. 

"Profesi dan latar belakang berbeda-beda, ada sopir, security, pelajar, mahasiswa, karyawan swasta, tenaga medis, relawan, wartawan, juru masak, dan lainnya. Banyak Mas hampir semua ada," ulasnya panjang lebar.

Selain itu, lanjut lelaki yang kerap disapa Fredrik itu menambahkan, para anggota TT yang tak terbatas oleh sekat-sekat ini juga memiliki 1 persamaan yang khas, yaitu sifat humoris.

Di Media Sosial (Medsos), pihaknya selalu membuat video-video pendek yang kocak dan lucu dengan joke segar. Dengan tetap mempertahankan adab masyarakat Tuban, biasanya mereka meluncurkan hal itu ketika Medsos sedang ramai, saling hujat antar nitizen. Namun begitu, tujuannya adalah membuat netizen terhibur, supaya tak terbawa suasana yang sedang panas, yang akhirnya membuat masyarakat pengguna medsos terpecah belah saling serang.

"Bukankah persatuan dan kesatuan lebih asyik? Seperti acara kirab budaya kemarin itu," terangnya mengingat Kirab Tuban lalu.

Harapan ke depan, pihaknya bisa membantu masyarakat yang belum mampu untuk meningkatkan kesejahteraan. Tidak hanya sekedar memberi bantuan, tapi juga memberi pelatihan-pelatihan semisal berwirausaha ataupun agenda lain. Dengan demikan, maka tercipta masyarakat yang mandiri, kreatif dan produktif. Lapangan kerja meningkat, dan angka kemiskinan pasti turun.

"Selain itu, kita bisa menghibur banyak orang yang akhirnya bisa berdampak pada semangat persatuan dan kesatuan, di kota Tuban khususnya," pungkas Fredrik. [feb/col]