Begini Sejarah Holcim di Indonesia

Reporter: Sri Wiyono

blokTuban.com – Sekadar diketahui, Holcim Indonesia didirikan pada tahun 1971 dan kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1977. Sebesar 80,6 persen saham Holcim Indonesia dimiliki oleh Holderfin BV yang dimiliki oleh LafargeHolcim. Sisanya 19,4 persen dimiliki oleh pemegang saham publik. 

Holcim Indonesia merupakan produsen semen terbesar ketiga di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 4 pabrik semen yang berlokasi di Lhok Nga di Aceh, Cibinong di Jawa Barat, Cilacap di Jawa Tengah, dan Tuban Jawa Timur. Serta dilengkapi dengan terminal distribusi di Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun 2017, Holcim Indonesia mencatat pendapatan sebesar Rp 9,4 triliun atau setara USD 701 juta.

Sementara, akuisisi atau pengambilalihan mayoritas saham Holcim Indonesia oleh PT Semen Indonesia Tbk akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas. Juga meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan. Serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan dan pemangku kepentingan perusahaan.

“Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di tanah air,’’’ Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Hendi Prio Santoso.

Berdasarkan POJK 9/2018, setelah transaksi pengambilalihan saham ini terlaksana, Semen Indonesia akan menyampaikan pernyataan Penawaran Tender Wajib atas 1.483.287.180 lembar saham atau setara 19,4 persen kepemilikan saham Holcim Indonesia yang dimiliki oleh pemegang saham publik, kepada OJK. 

Sedangkan Semen Indonesia sendiri didirikan pada tahun 1957 di Gresik, dengan nama PT Semen Gresik. Pada tahun 1995, Semen Indonesia melakukan konsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group. 

Pada tahun 2013, Semen Gresik Group berubah menjadi Semen Indonesia Group sebagai strategic holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement JSC. Semen Indonesia Group merupakan perusahaan BUMN semen terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang sekitar 38,2 juta ton semen per tahun. Semen Indonesia menjadi perusahaan BUMN terbuka pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991, dengan kepemilikan saham saat ini 51 persen dimiliki pemerintah, dan 49 persen saham  publik.[ono]