Pameran Purbakala, Pengingat Sejarah Masa Lalu

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Pasca dibuka kemarin Senin (29/10/2018), pengunjung Pameran Purbakala yang diprakarsai oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur, telah banyak dikunjungi pengunjung dari berbagai kalangan.

Mulai dari siswa-siwi sekolah semua tingkatan, penghobi barang antik, pelaku seni, hingga penghobi barang purba dan penggemar budaya. Salah satu pengunjung pameran kepurbakalaan, Yusuf saat ditemui blokTuban.com di area lokasi perhelatan Gedung Budaya Lokal Jalan Basuki Rachmad Tuban, mengaku sangat tertarik atas giat pameran oleh salah satu balai naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan itu.

Dia menjelaskan, bagaimana keprihatinan generasi muda yang saat ini digadang sebagai generasi Z pada masa keemasan pesatnya perkembangan teknologi yang mulai acuh pada sejarah masa lalu.

"Ini salah satu respon bagus dari pemerintah untuk sebuah keseimbangan. Era teknologi yang berkembang melesat harus ditarik mundur lagi, untuk belajae sebuah cagar budaya sebagai penyeimbang," ungkap Yusuf kepada blokTuban.com, Selasa (30/10/2018).

Lelaki yang juga merupakan anggota komunitas Megalamat, pecnghobi pusaka-pusaka warisan nenek moyang itu menambahkan, zona kenyamanan generasi hari ini ketika asyik lekat pada mobilitas teknologi tinggi sehingga melupakan sejarah bangsa sendiri, jika tak berkeinganan melakukan  balancing antara ilmu teknologi dan sejarah, akan membawa dampak berbahaya bagi kelangsungan budaya.

Memang, tak semua orang tertarik dengan aspek historis asal muasal sejarah. Akan tetapi, nilai dari pada pengetahuan umum tentang sejarah peradaban beserta peninggalan masa lalu akan menjadu poin penting. Bilamana generasi penerus sibuk akan urusan modernisasi, berpacu pada tren kekinian yang terus berubah, maka bisa dipastikan sejarah bangsa lekas sirna ditelan kelalaian.

Adapun respon dari pemuda, komunitas, serta pelajar yang ada di Bumi Wali bisa dibilang baik. Akan tetapi, keadaan tersebut masih belum optimal sebab masih berserak dan terbingkai pada sekat-sekat tertentu. 

"Harapannya, pemuda maupun komunitas agar terus berhimpun. Untuk tetap giat memberi wadah pada pemerhati seni dan budaya," pungkasnya berharap.

Sementara itu, pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) BPCB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan terus melakukan sosialiasi terkait budaya masa lalu yang terangkum dalam cagar budaya kepurbakalaan. Lewat pameran sebagai aksi eksistensi, bahwa potensi budaya masih terus dijunjung tinggi, BPCB terus mengkaji temuan dan menghimpun wilayah bergaris besar budaya prasejarah terbentuknya Nusantara.

"Koordinasi lanjutan dari masyarakat dan pemerhati budaya juga berperan dalam melindungi cagar budaya. Upaya pelestarian dan menjaga lingkungan, itulah yang paling dasar," kata Tomi, Staff Unit Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jawa Timur. [feb/lis]