Bolehkah Olahraga Saat Sakit?

Reporter: -

blokTuban.com - Pertanyaan tentang bolehkah berolahraga ketika sakit tentu bakal menjadi pembahasan yang menarik. Sebab, ada garis tipis antara dampak positif berolahraga dan penyakit yang semakin parah.

Psikolog olahraga Drew Harrisberg di laman Menshealth Australia menjelaskan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika mau berolahraga dalam kondisi sakit. Mulai dari pengalaman pribadi, intuisi, hingga memahami penyakit yang diderita, semuanya harus diperhatikan. Hal pertama yang harus diidentifikasi adalah jenis penyakit.

Jika sakit tersebut menyerang bagian kepala ( flu, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, sinus, dan lainnya), olahraga ringan masih bisa dilakukan.

Lakukan olahraga intensitas rendah seperti jalan kaki akan membawa sejumlah dampak kesehatan. Mulai dari menurunkan level kortisol, sensitivitas insulin, dan meredakan efek berbahaya dari duduk atau tidur sepanjang hari. Opsi lainnya adalah angkat beban (baik beban tubuh maupun beban tambahan) dengan sedikit repetisi.

Olahraga tersebut sudah cukup untuk menstimulasi jaringan otot. Beberapa repetisi barbell curls atau shoulder press di rumah menggunakan barbell atau dumbbell bisa menjadi opsi yang baik. Pastikan, denyut jantung dan rate of perceived exertion (RPE) terjaga tetap rendah.

Jika sakit menyerang bagian leher ke bawah (sakit dada atau paru-paru seperti infeksi pernapasan, masalah pencernaan, demam dan sakit di organ bawah), lebih baik kamu beristirahat hingga pulih.

Sakit sering kali menjadi saat yang tepat untuk beristirahat dan memulihkan sistem muskuloskeletal. Istirahat akan memberi efek positif yang sangat besar, terlebih jika pada hari-hari biasanya kamu sering melakukan olahraga intensif.

"Namun, jika kamu benar-benar ingin berolahraga, alih-alih fokus pada olahraga otot dan membakar lemak, cobalah mengubah pola pikirmu dan fokus pada efek pengobatan dari berolahraga," kata duta Fitbit itu.

Menurut dia, hal itu akan membuatmu lebih termotivasi untuk bangun dan bergerak. Sementara, jika mengidap penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, jantung, penyakit autoimun, dan lainnya, olahraga menjadi aktivitas yang sangat baik.

Manfaatnya sudah disampaikan di berbagai literatur dari waktu ke waktu. Opsi olahraga yang bisa dilakukan mulai dari jalan di alam terbuka, olahraga moderat, bahkan olahraga interval intensitas tinggi (HIIT).

Olahraga dinilai efektif untuk mengontrol dan membalikkan gejala penyakit kronis. Namun, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter atau psikolog olahraga terakreditasi sebelum melakukan program olahraga.

Ingatlah, olahraga adalah stimulus tekanan yang intensif. Tubuh dalam kondisi sakit sudah mengalami tekanan besar dan sistem imun bekerja keras untuk melawan penyakit agar kita bisa sehat kembali.

Menambahkan olahraga dengan intensitas yang terlalu tinggi akan membuat keadaan tersebut semakin parah. Perhatikan pula, ada perbedaan besar antara olahraga dan aktivitas fisik.

Menghabiskan waktu di alam terbuka dan menggerakkan tubuh bisa memberikan manfaat bagi tubuh.

 "Jadi, cobalah keluar dari rumah, jalan-jalan di taman atau pinggir pantai, hirup udara segar dan nikmati vitamin D dari sinar matahari," kata Harrisberg.

Hindari pusat kebugaran untuk sementara. Sebab, memaksakan diri pergi ke pusat kebugaran ketika sakit juga bisa menularkan penyakit pada orang-orang yang berada di sana.

Terakhir, jangan lupakan nutrisi. Konsumsilah makanan kaya nutrisi dan hindari makanan olahan. Fokuslah mengonsumsi banyak sayur dan buah serta suplemen prebiotik (jika dibutuhkan).

Minyak ikan dan multivitamin juga bisa membawa manfaat lebih jika dikonsumsi ketika tubuh terserang penyakit. "Dan tentu saja, perbanyak minum air serta teh herbal," ujar dia.

Sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/26/140814820/
bolehkah-olahraga-saat-sakit.