Berhenti Makan "Junk Food" Bisa Sebabkan Gejala Mirip Putus Obat

Reporter: -

blokTuban.com - Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite mengungkapkan bahwa upaya untuk berhenti makan junk food bisa menyebabkan gejala mirip gejala putus obat.

Gejala ini meliputi perubahan mood yang tiba-tiba, rasa gelisah, sakit kepala, dan kesulitan tidur seperti yang dialami oleh orang-orang yang berusaha menghentikan kencanduan merokok atau narkoba mereka.

Laporan dari 200 partisipan juga mengungkapkan bahwa gejala ini paling terasa pada hari kedua dan hari ketiga sejak mereka berhenti makan junk food. Jangka waktu ini ditemukan paralel dengan orang-orang yang mengalami gejala putus obat pada umumnya.

Temuan ini, ujar penulis utama studi dan kandidat doktoral psikologi di Universitas Michigan Erica Schulte, merupakan bukti pertama bahwa gejala putus obat juga bisa terjadi ketika orang berusaha untuk mengurangi makanan yang diproses.

Schulte pun menambahkan bahwa gejala putus obat merupakan fitur utama dari kecanduan sehingga temuan ini bisa dibilang mendukung hipotesis bahwa makanan yang banyak diproses memang bersifat adiktif.

Melalui studi ini, Schulte berharap agar dia bisa meningkatkan kesadaran bahwa seseorang mungkin bisa mengalami sakit kepala dan menjadi mudah marah ketika mencoba mengurangi junk food. Dengan demikian, para pakar sebaiknya membantu individu-invidiu ini untuk menyusun strategi yang dapat mengurangi gejala mirip putus obat ini.

Ke depannya, dia pun ingin menguji efek gejala putus obat pada orang-orang yang mengurangi konsumsi junk food secara real time, bukan sekadar meminta partisipan untuk mengingat kembali pengalaman mereka.

Dia juga berharap untuk dapat membandingkan intensitas gejala yang dialami oleh partisipan dibanding gejala putus obat pada mereka yang kecanduan narkoba.

 

Sumber: http://health.kompas.com/read/2018/10/06/180500523/
berhenti-makan-junk-food-bisa-sebabkan-gejala-mirip-putus-obat