Reporter: -

blokTuban.com - Tidak semua orang harus berhasil, pun begitu dengan anak. Untuk memastikan mereka bisa bangkit kembali, terkadang orangtua harus membiarkan anak mengalami kegagalan.

Menurut dokter anak Edward Gaydos, manusia butuh kemampuan untuk mengatasi suatu masalah, tak peduli berapa usia mereka.

“Pertanyaan sebenarnya adalah, bagaimana kita membantu anak-anak kita membentuk dan menafsirkan pengalaman? Saya pikir satu hal yang perlu kita lakukan adalah memberi anak-anak ruang yang nyaman untuk kegagalan, dan kemudian memberdayakan mereka untuk mencoba lagi,” ujar Gaydos.

Bagaimana anak-anak belajar dari kegagalan

Saat ini, banyak anak-anak yang tidak terlihat stres, namun memiliki tekanan berat untuk menjadi terbaik, nomor satu dan punya prestasi.

Padahal, saat bermain tak perlu selalu harus menjadi pemenang.

“Orang tua dengan harapan tinggi yang tidak realistis dapat tanpa sengaja menciptakan kecemasan dan ketakutan pada anak-anak mereka,” ungkap Gaydos.

Oleh karena itu, daripada menciptakan lingkungan di mana mereka merasa perlu untuk menang setiap waktu, akan lebih sehat dan realistis terkadang mengharapkan “kemunduran”.

Karena kita semua cenderung belajar lebih banyak dari kesalahan, daripada keberhasilan.

Misalnya, seseorang yang mengikuti kuis cenderung mengingat jawaban yang salah daripada yang benar.

Peran orang tua

Bagian dari proses membangun ketahanan ini adalah tugas kita sebagai orangtua.

Jujur dan lihatlah ke dalam diri apakah kita menuntut anak-anak meraih mimpi kita?

Jika demikian, maka dapat menciptakan banyak tekanan dan harapan pada mereka. Sebagai gantinya, orangtua perlu mendukung, sembari memberikan ruang anak-anak untuk “bernapas”.

“Anak-anak tidak seharusnya menjadi pusat perhatian, tetapi diperlakukan sebagai bagian dari komunitas khusus, keluarga, dan mereka yang diundang ke lingkaran,” kata Gaydos.

Dia memberikan beberapa tips berikut kepada orang tua: 
- Ketahui ketakutan atau masalah anak. 
- Biarkan anak-anak mencari beberapa hal sendiri. 
- Dorong anak untuk berada dalam situasi di mana mereka berinteraksi dengan orang lain dan belajar tanda-tanda sosial.

Gagal, pelajari, dan coba lagi

Ketika anak-anak diizinkan untuk memiliki berbagai pengalaman di mana mereka dibiarkan gagal dan mencoba lagi, mereka secara alami belajar lebih banyak.

“Orangtua dapat membantu anak-anak mereka dengan mengajarkan kalau hidup adalah tentang belajar, membuat kesalahan, dan kemudian bekerja keras untuk tidak membuat kesalahan yang sama lagi. Ini, bagi saya, adalah bagaimana orangtua mendefinisikan kebijaksanaan,” ungkap Gaydos.

Dia mengatakan tidak apa-apa untuk memberi tahu anak-anak kalau orangtua belajar dari kesalahan sendiri. Sebab, hal ini membantu anak-anak mempercayai orangtua dan memahami bahwa kita semua dalam perjalanan bersama.

*Sumber: kompas.com