Camat Rengel Sarankan‎ Pemasaran Gerabah Ngadirejo Via Medsos

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com -‎ Selain keterbatasan alat yang masih terbilang tertinggal pada proses pembuatan Gerabah Ngadirejo, para pelaku usaha tersebut juga kesulitan dalam segi perluasan area pemasaran. Terbukti dengan minimnya penguasaan pasar yang hanya berputar dalam lingkup Kabupaten Tuban sendiri.

‎Menanggapi hal tersebut, Camat Rengel memberikan beberapa saran dan masukan, supaya gerabah Ngadirejo bisa kembali hidup dan muncul pada permukaan yang tak lagi berkutat pada daerah sendiri.

Pada kenyataan masa kini dimana seni modern dengan artistik yang beragam, hasil dan peminat umum gerabah tradisional semakin tertinggal jika dibanding kerajinan tradisi lain yang telah digubah sedemikian rupa menjadi komposisi pelengkap perkembangan masa.

"Memang pasar Gerabah beda dengan keramik Mas. Namun kalau gerabah yang dihasilkan adalah gerabah seni, Insyaallah akan lebih baik," ujar Camat Rengel, Joko Purnomo saat dikonfirmasi blokTuban.com, Selasa (14/8/2018).

‎Upaya pemerintah Kecamatan Rengel pada keseriusan Gerabah Ngadirejo pun patut diacungi jempol. Beberapa waktu lalu, pihak pemerintah desa setempat bersama pelaku gerabah Ngadirejo juga telah mendalami pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban, dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Kendati demikian, upaya hanya tinggal upaya pupus saat kelanjutan hasil pelatihan tak lagi diteruskan oleh yang bersangkutan. Adapun hasil karya gerabah yang tercipta, unik, kreatif, dan beragam. Tapi, aspek pemasaran ‎yang lemah lagi-lagi jadi kendala.

‎Dengan gagasan gerabah seni bernilai estetika, Camat Rengel menambahi kiat-kiat strategi pemasaran gerabah asli Ngadirejo itu agar tak macet, jalan ditempat.

"Yang penting cara pemasarannya tidak manual lagi, tapi HRD via Medsos‎," ujarnya menyarankan.

Pesatnya teknologi yang tak lagi dapat dibendung. Anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua banyak ‎mengaplikasikan sebagian besar waktunya untuk always on di jejaring sosial‎, seperti Facebook, Instagram, Line, Tweeter, serta WhatsApp, memungkinkan pengguna Medsos menyerap setiap bentuk informasi. Kiranya hal tersebut yang memunculkan gagasan Camat Rengel.

Kembali pada soal Gerabah. Dengan demikian, upaya pemasaran HRD via Medsos bisa menjadi terobosan baru ‎dengan memberikan pandangan umum pengguna jejaring sosial tentang potensi dan nilai gerabah Ngadirejo. Tak menutup kemungkinan, jika dilakukan secara berkala, akan bisa memunculkan lagi minat masyarakat akan ketertarikan pada gerabah bertekstur padat ini. [feb/ito]