Harga Sering Anjlok, Petani Tembakau Terus Berkurang

Repo‎rter: M. Anang Febri

blokTuban.com -‎ Banyak faktor pengaruh naik turunnya harga tembakau yang ditanam petani di wilayah Tuban selata. Seperti kualitas, stok, dan cuaca.

Musim kemarau, saat yang sebenarnya sangat tepat buat menanam tembakau, justru tidak menarik minat petani. Sebabnya tidak lain adalah harga yang berubah-ubah dari musim ke musim.

"Mau tanam lagi malas. Musim tahun lalu tembakau gak laku, harganya merosot," ujar ‎Kasinah‎, petani tembakau di Desa Klumpit, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Sabtu (30/6/2018).


Kasinah menjelaskan, musim lalu harga satu kilo gram (Kg) tembakau lokal yang ditanam paling mahal Rp50 ribu. Bahkan untuk jenis tertentu hanya seharga Rp5.000 perkilogram.

Faktor lain yang dijadikan alasan Kaasinah, yakni fasilitas air penyiriman yang minim. Terutama di wilayah Desa Klumpit.

"Jadi, sekitar desa sini hampir gak ada yang tanam lagi," imbuhnya.

Terpisah, Muaziz, petani di Desa Ngarum, Kecamatan Grabagan, merasakan kondisi yang sama. Musim ini, dia hanya menanam sedikit tembakau di lahan ataupun pekarangan dekat rumah. Itupun untuk dipergunakan sendiri dan sisanya dijual, sehingga dia tidak menghitung persoalan bibit dan perawatan.

"Memang hanya sedikit yang tanam tembakau. Masalah harga belakangan‎, yang penting bisa dibuat sendiri, sebagian lagi dijual," ungkapnya. [Feb/pur].