Pembaruan 


Oleh: Mochamad Nur Rofiq 

blokTuban.com - Pembaruan adalah kehidupan. Ia merupakan hukum alam yang telah ditentukan Allah berlaku dalam kehidupan segala sesuatu.

Segala makhluk yang hidup, pasti mengalami pembaruan atau perubahan dalam setiap masa tertentu. Bagian-bagian atau sel-sel yang tidak cocok untuk dipertahankan, tentu akan rusak, kemudian tumbuh yang lain menggantikannya, yang bisa bertahan untuk hidup. Andaikata tidak ada pembaruan atau peremajaan seperti itu, pasti makhluk yang hidup tidak akan dapat bertahan hidup hingga 10 tahun lamanya. Sesudah itu barulah sirna.

Sesungguhnya kematian itu pasti akan datang pada setiap makhluk yang hidup. Kematian itulah yang menghambat pembaruan atau peremajaan makhluk hidup.  Virus kematian itu ada kalanya lemah. Ia bereaksi menghambat peremajaan tubuh secara bertahap, sehingga apabila virus-virus yang menyerang tubuh tersebut menjadi kalah, berarti ia telah sampai pada tujuannya, yaitu mematikan makhluk yang semula hidup. 

Adakalanya virus kematian itu kuat. Hingga menyebabkan kematian mendadak, yang berarti telah menghambat kemajuan dalam tubuh secara cepat sekali. Adanya peremajaan dan kematian secara lambat dan cepat itu juga berlaku pada tumbuh-tumbuhan. Sebab tumbuh-tumbuhan itu termasuk makhluk hidup. 

Kebun yang dirawat dengan alat-alat pertanian yang memadai dan dirawat oleh tukang kebun yang ahli, dengan sering-sering membajak tanahnya, menyirami tanamannya, menata dahan-dahan tamannya, serta membersihkan tanahnya dari binatang serangga yang mengganggu, dan rumput-rumput yang merusak, itu berarti di dalam kebun telah mengalami proses peremajaan.

Kebun itu akhirnya menghasilkan buah-buahan yang banyak dan sempurna serta memberikan kepada pemiliknya buah-buah yang paling enak dan paling baik.

Sedangkan kebun yang dibiarkan oleh tukang kebunnya, tidak digarapnya, tidak mau menyirami dan tidak merawatnya, tidak mau menghilangkan binatang-binatang atau rumput-rumput yang dapat merusaknya, serta tidak mau mengayunkan sabitnya untuk membersihkan kebun itu, maka tanahnya akan sakit, tidak dapat menyuburkan tanaman, pohon-pohonnya menjadi lemah, tidak kukuh dan dahan-dahannya menjadi layu dan tidak bisa berubah dengan baik.

Semua itu tiada lain hanyalah karena tidak ada permainan dalam tanaman itu. Pembaruan atau peremajaan adalah rahasia kekekalan dalam kehidupan.

Bangsa itu ibarat pohon-pohon yang hidup di kebun atau taman. Sedangkan pemimpin atau pembimbing mereka ibarat orang yang menggarap taman. 

Apabila para pemimpin itu tidak memperhatikan urusan pendidikan bangsa, membiarkan persoalan pendidikan mereka, tidak meningkatkan pola pikirnya atau kecerdasan. Tidak mau mendidik akhlaknya, tidak mau menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan yang rusak dan merusak akhlak dari lingkungan bangsa.

Juga tidak mau mengurus bangsanya dengan cara-cara baru, hingga tidak menjemukan dan dengan sarana sarana yang dapat membuat umat hidup serta tidak mau menyerahkan umat agar bangkit dan hidup dengan bahagia dan terhormat, maka bangsa menjadi beku, tidak berkembang, layu, dan kering, lalu tersingkir dari arena hidup atau mati.

Pembaruan itu berlaku di dalam perkara yang abstrak, sebagaimana pelaku di alam yang konkrit. 

Apabila benda yang hidup itu membutuhkan pembaruan, supaya bisa mempertahankan kehidupan, maka rohani bangsa wajib ada pembaruan. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan-kebutuhannya. 

Adapun kebun yang dirawat dengan baik oleh tukangnya, dengan perawatan yang maksimal, pasti diantara tanaman yang bagus itu tumbuh rumput-rumput yang merusak dan binatang-binatang yang mengganggu. Demikian pula halnya dengan akhlak dan adat atau kebiasaan, harus terus menerus diusahakan dijaga. Jangan sampai terkena gangguan yang dapat mengganggu atau merusak perilaku dan kebiasaan yang baik itu.

Tukang kebun tidak boleh membiarkan tumbuh tanam-tanaman yang merusak dan tidak boleh membiarkan binatang-binatang pemakan tanaman, agar tidak merusak semua tanaman yang ada.

Bangsa itu harus selalu waspada terhadap perilaku perilaku yang patut ditolak dan waspada terhadap kebiasaan yang patut dibuang, lalu berusaha membasmi agar bahayanya tidak menular dan merusak akhlak bangsa yang terbiasa dari kebiasaan mereka yang baik. 

Pembaruan adalah hukum Allah yang diperlakukan dalam kehidupan di alam ini. Oleh sebab itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus para utusan seorang demi seorang, yang satu diganti oleh yang lain. Utusan baru yang menggantikan yang lama, itu membaharui ajaran-ajaran yang dibawa utusan yang lama, dengan beberapa tambahan yang sesuai dengan tuntunan keadaan dan kebutuhan bangsa. 

Persoalan yang demikian itu telah dituangkan dalam hadis:

Allah mengutus pada permulaan setiap 100 tahun (satu abad), seorang yang ditugasi untuk melakukan pembaruan di kalangan bangsa ini dalam persoalan agamanya.

Manakala juga pembaruan dalam menjalar ke dalam tubuh bangsa, maka bangsa dengan sendirinya akan sadar dan bergerak untuk membasmi perilaku yang jelek dan mengubah tatanan bangsa yang telah rusak serta adat istiadat yang telah rapuh. 

Sehingga, bangsa akan bergairah, kembali seperti masih muda yang serba sempurna.

Wahai generasi muda, sesungguhnya bangsa sangat membutuhkan pada pembaruan di segala bidang. Sebab, dalam bangsa, tingkah laku, peraturan, hukum, bahasa, dan segala persoalan penting mereka, dewasa ini telah rapuh dan lapuk.

Bangkitlah! Semoga Allah menjaga dan memberimu pertolongan dan hembuskanlah roh pembaruan di kalangan bangsa. Sebab, pembaruan merupakan rahasia utama dalam kelangsungan hidup. [rof/ono]