Jari-jari Pelangi Lebih Rentan Patah Dibanding Ori

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Modifikasi pada bagian kaki-kaki sepeda motor bisa dilakukan untuk menambah kesan unik, elegan dan tampil modis dari sebelumnya. Khalayak umum, khususnya para remaja juga tak mau tertinggal dengan tren otak-atik kuda besi tersebut.

Hal yang paling mencolok yang dilakukan pelaku modifikasi maupun hanya sekadar penghobi motor adalah menghias kaki-kaki motor, dengan rombakan warna dan bentuk velg, tromol, serta jari-jari/ruji.

Kalangan penghobi motor modif pun detail memilah dan memilih jenis onderdil kaki-kaki sesuai kebutuhan. Ketahanan, mutu, serta nilai ekstrinsik pun memiliki tingkatan masing-masing.

Seperti yang diutarakan pekerja jasa seting velg ini misalnya. Kualitas dan harga jari-jari, antara bentuk satu dan bentuk lainnya ‎memiliki pertimbangan lain.

"Misalnya ini, ruji pelangi. Harganya terbilang menengah, antara lima puluh ribuan. Namun hanya untuk modif dan harian saja, karena bahannya keras," ujar Parlim‎ kepada blokTuban.com, Jumat (11/5/2018).

Yang dimaksudnya ruji berbahan keras, bukanlah keras tahan gebrak disegala kondisi. Melainkan mudah putus dan kendor akibat pemakaian yang tak biasa setiap harinya.

Berbeda dengan kualitas jari-jari orisinil bawaan pabrik. Bahan ori memiliki ketahanan minimal tiga tahun, dan maksimal lima tahun (tergantung pemakaian) untuk melakukan perawatan rutin, yakni setting ruji‎.

"Ruji ori dari pabrikan jelas awetnya. Tapi ya begitu saja bentuk dan warnanya, biasa. Anak muda jaman sekarang kan suka otak-atik kaki-kaki dengan warna dan model tertentu," imbuh lelaki asal Desa Sumurcinde, Kecamatan Soko itu.

Selanjutnya, terdapat berbagai macam pula pilihan bentuk jari-jari, antara lain; jari-jari racing TDR dengan kualitas rata-rata bagus dikelas umu‎m, baik warna dan ketahanan barang tak diragukan lagi. Jari-jari dengan bungkus plastik kotak berwarna hijau, dengan warna crome mengkilap, harga terjangkau, namun sangat rentan patah dan kendor jika terkena guncangan sedang.

Kalangan modifikator, yang sering mengikuti event modifikasi lokal maupun umum, mayoritas memakai jari-jari dengan bentuk melilit. Motoris di karesidenan plat S, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Lamongan dan Mojokerto biasa menyebutnya dengan nama ruji pluntir, atau jari-jari yang dipasang antara tromol roda dan velg dengan cari dipluntir.

Selebihnya, jari-jari jenis pelang‎i juga mendominasi jagad warna-warni modifikasi kaki-kaki kuda besi si penunggangnya.

"Dari ‎semua itu, kembali lagi kepada pemilik motor. Mau dibuat seperti apa, jenis dan bentuknya bagaimana. Namun, yang jelas ruji pelangi, pluntir, masih kuat jika dibanding yang orisinilnya," pungkasnya sembari memasang kaki-kaki belakang motor milik salah satu pelanggannya.

Sekadar saran, jika ingin mengganti jari-jari biar lebih tampil beda, lebih baik menggunakan jenis racing dengan harga dan kualitas menengah. Cocok dibuat harian, dengan pemakaian yang cukup menantang di segala medan. Atau, ingin tetap mengenakan jari-jari orisinil pabrikan, dengan tambahan aksessoris unik penunjang. Tentu lebih awet dan tahan lama. Namun, yang tetap harus di perhatikan dalam mengubah atau modif motor, sangat disarankan sesuai prosedur keamanan berkendara.‎ [feb/rom]