Literasi Itu Nadi Kehidupan

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com – Siti Nopa Yuliati namanya. Gadis ini sangat peduli dengan dunia literasi. Keterlibatannya adalah dunia literasi membuatnya meyakini bahwa literasi adalah nadi kehidupan.

‘’Karena setiap kegiatan kita, tak pernah lepas dari yang namanya literasi,’’ ujarnya memberi alasan.

Yuli, begitu gadis yang tinggal di Desa Remen, Kecamtan Jenu ini biasa dipanggil mengatakan, saat ini, masyarakat masih belum menyadari bahwa sebenarnya literasi adalah nadi dari kehidupan. Matinya literasi, akan mematikan kehidupan itu sendiri.

‘’Hanya, masyarakat belum terbuka hatinya untuk literasi,’’ tambah Kader Literasi program Pertamina Peduli Literasi (PERTALIT) Desa Remen ini.

Itulah yang menjadikan dia bersemangat. Literasi baginya adalah energi yang dibutuhkan setiap hari. Gadis yang lahir 6 November 1996 ini berharap masyarakat mau terbuka dengan literasi. Masyarakat yang gemar membaca dan menulis menjadi satu hal yang diimpikan.

‘’Alangkah bagusnya ketika buku menjadi teman kita di setiap waktu senggang. Pengetahuan akan tambah jika membaca menjadi salah satu kebutuhan utama,’’ kata dia.

Kegiatan literasi, kegemaran membaca dan menulis misalnya, lanjut dia, bisa dijalankan dan dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Orang tua yang membiasakan membacakan buku pada anak-anaknya, atau pada anggota keluarga yang lain, akan menjadikan kegiatan literasi cepat berkembang.

Anak-anak bisa biasa membaca, meski awalnya dibacakan oleh orangtuanya. Kegemaran membaca akan menjadikan anak haus dengan ilmu pengetahuan karena tak bosan-bosan membaca.

‘’Dan, membaca atau literasi mengarah pada hal-hal produktif. Misalnya perubahan sikap dan cara berfikir. Perubahan perilaku dan menghasilkan sesuatu atas dasar pemikiran yang dihasilkan dari membaca,’’ tandas lajang yang hobi naik motor, jalan-jalan, berenang, mendengarkan dan bercerita ini.[hud/ono]