Nyai Dasima 'Tragedi Wanita Asal Desa Kuripan'

Peresensi : Akhmad Dwi Prastomo

Rahmat Ali dilahirkan di Malang, Jawa timur, 29 juni 1939, Menyelesaikan studi di Jurusan bahasa dan Ilmu Pendidikan Universitas Airlangga, Surabaya, 1964. Bertugas sebagai Korps Komando Operasi Angkatan Laut di Surabaya,Jakarta Pulau Batam dan Daerah Kepulauan Riau lainnya, 1964-1973. Bertugas di Pemerinta Daerah DKI Jakarta sebagai sejarawan, pembina kesenian, dan di Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan (sejak 1973 hingga pensiun).

Cerita pendeknya berjudul “ kena Jaringan” memenangi hadiah kedus sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop,1975. Bukunya yang berjudul Fatabillab Pahlawan Kota Jakarta memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama Departeman Pendiddikan dan Kebudayaan,1983.

Karyanya yang lain : Sang Gubernur Jendral (1976), Para pengawal Sultan Babullab (novel), Ratu Kalinyamat (novel), Cerita Rakyat Betawi1 (1993) cerita Rakyat Betawi 2(1993)

Dalam novelnya Nyai Dasima, Rahmat Ali mengisahkan terkait penjajahan terhadap Negeri Betawi berlangsung seperti silih berganti sejak abad ke-17. Penjajah awalnya adalah orang-orang Belanda. Mereka terhimpun dlam VOC 9 verrenigde Oost Indiscbe Ccompagnie) atau Serikat Dagang Hindia Timur.daeri penjajahan itu orang-orang Belanda menikmati kemakmuran yang luar biasa. Hal itulah yang menjadi iri orang-orang Inggria dan berniat untuk merebutnya. Andaikta berhasil maka Inggris bakal menjadi penguasa rempah-rempah dan komoditi lainnya dari seluruh Nusantara. Sementara itu,pihak VOC mau diam.VOC menghimpun kekuatan . Meriam-meriam pantai diperkuat sampai kepulauan seribu kapal- kapal perang bersiaga penuh untuk melindungi Batavia yang nakmur. Patrol diadakan siang dan malam.

Pada suatu hari armada Inggris bias memporakpandakan armada Belanda . Inggris lalu melakukan pendaratan .sasaran awalnya sungguh tidak diduga-duga: pantai Celincing . ys,dipantai yang datar itu kspal-kapal Inggris mendaratkan penyerbuannya dengan cepat. Gelegar-gelegar Mariam membuat ketakutan penduduk Batavia.

Pada zaman itu ada suatu perkebunan di Curug. Perkebunan tersebut berpuluh-puluh hektare luasnya terbagi atas tanaman karet,kopi,coklat,dan lada. Ditambah lagi perkebunan tebu yang masih dalam taraf percobaan awal

Seorang pengusaha dari Portmouth, Inggris didatangkan khusus untuk menjalankan agrobisnis bernama Edward William. Dia berpendidikan tinggi dan berpengalaman orangnya terbuka sehingga banyak kawan. Ahli di dalam mengurus komoditi perkebunan. Dan istrinya Edward William yang bernama Bonnet, menginginkan seorang perempuan yang bias membantu dan menemaninya omong-omong. William menimbang-nimbang

Kalau mengkaji seorang perempuan yang sudah agak lanjut mungkin bisa repot. Setelah William yakin setuju maka didatangkanlah pembantu yang dicari-cari. Dia berasal dari Kampung Kuripan, Parung, Anak keluarga petani. Usianya tiga belas tahun. Tubuhnya kurus mukanya pucat dan gerakannya amat lamban. Mungkin dia kurang gizi. Rambutnya yang panjang itu kusut. Setelah melihat kesantunan Dasima , Bonnet tersenyum.

Keesokan harinya, mulailah Dasima bekerja di rumah Williams dan istrinya Bonnet. Mula-mula dia menyapu ruang tengah dan ruang depan. Biar pun tidak diberitahu oleh majikannya perempuan Dasima tahu sekali bagaimana harus melaksanakan tugas.

Patung-patung keramik dilapnya pelan-pelan, lalu diletakkan kembali dengan berhati-hati. Kaca-kaca jendela juga dia lap dengan bersih dan mengkilat. Tahu-tahu dengan tidak terasa, matahari sudah di atas kepala. Novel yang sebenarnya pernah ditulis penulis bernama SM. Ardan dan G, Francis ini berangkat dari kisah nyata dan pernah pula difilmkan pada tahun 1929. Dalam lanjutan ceritanya, Ny Dasima bersuamikan Tuan William dan memiliki seorang putri yang bernama Nancy. Selama 7 tahun Nyai Dasima tidak pernah pulang ke kampung halamannya di Bogor. Selama itu pula ia tidak pernah bergaul dengan teman sebangsa, dan ia tidak pernah dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan keluarga Eropa di Batavia.

Banyak hal menarik dari novel ini. Selain itu, pembaca juga serasa dibawa ke masa lalu, zaman penjajahan. Namun, bahasa yang campuran membuat pembaca seringkali harus membaca berulang untuk bisa mengerti.

Identitas buku

Judul : Nyai Dasima (Tragedi Wanita Asal Desa Kuripan)
Penulis : Rahmat Ali
Penyuting penyelia : Pamasuk Eneste
Penyuting naskah : Johannes Djony Herfan
Desain sampul : Antonius Kunta Rahardjo
Ilustrasi sampul dan ilustrasi dalam : Gerdi Wk
Perwajahan isi : Suwarto
Terbit pertama : PT Grasindo,anggota ikapi,Jakarta,2000
Jumlah halaman : 153+sampul
Peresensi : Akhmad Dwi Prastomo