Oleh: Joyojuwoto*

blokTuban.com - Bangilan adalah sebuah kota kecamatan yang berada di Kabupaten Tuban.  Mungkin tidak semua orang mengenal dan tahu kota di mana Abah Hasyim Muzadi, seorang tokoh nasional bahkan internasional dilahirkan. Bangilan memang dalam percaturan politik dikancah Nasional tidak begitu penting, sehingga wajar jika jarang yang mengetahuinya. Terlebih lagi Abah Hasyim Muzadi mengawali kariernya bukan dari kota Bangilan, namun dari Jalan Cengger Ayam, Malang Jawa Timur.

Walau demikian, sebenarnya kota kecil di bagian barat daya Tuban ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Bangilan dan Senori sejak zaman dahulu sudah sangat masyhur, menjadi kota santri dan kotanya para alim ulama. Dari kota ini banyak terlahir tokoh masyarakat, ulama, dan orang-orang yang berjasa bagi peradaban umat manusia. Dahulu memang penyebutan antara Senori dan Bangilan menjadi satu, walau pada dasarnya dua nama itu adalah dua tempat yang berbeda, namun secara kultur adalah sama.

Sebut saja ada Mbah Abu Fadhol As-Senory-Al Bangilani, seorang ulama yang memiliki banyak karya tulis berbahasa arab, walau beliau hanya mondok pada KH. Hasyim Asy’ari selama tujuh bulan. Konon karya Mbah Abu Fadhol ini dijadikan rujukan di daerah timur tengah . Ada pula KH. Misbah Zainil Mustofa, seorang ulama pendiri pondok pesantren Al Balagh yang juga seorang penulis kitab yang produktif. Karya-karya Mbah Misbah sapaan beliau, menjadi rujukan hampir disebagian besar wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah

Selain dua nama ulama ternama di atas, masih banyak ulama-ulama hebat yang pernah tinggal mendiami bumi Bangilan. Seperti Mbah Muchit Muzadi, KH. Abd. Moehaimin Tamam, Pendiri pondok pesantren ASSALAM Bangilan, KH. Uzair Zawawi, KH. Gus Nafis Misbah, Gus Badi' Misbah, KH. Shonhadji Nasir, Bu Nyai Hanifah Muzadi, KH. Hasyim Muzadi, dan beberapa kiai-kiai lainnya.

Selain menjadi rumah bagi para kiai, Bangilan-Senori zaman dahulu juga pernah menjadi basis organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan sebelum PCNU ada di kota Tuban, PCNU lebih dulu berdiri di Bangilan- Senori sekitar tahun 1949, perkembangan NU di wilayah Tuban bagian selatan tidak terlepas dari jasa KH. Nur Salim, alumni pesantren Tebuireng. Sedang NU di Tuban pertama kali berdiri di Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu tahun 1935. Tidak heran jika ada guyonan masyarakat yang mengatakan bahwa Jenu itu berasal dari kata JElas NU.

Secara historis, ternyata Bangilan memiliki peran penting bagi perkembangan organisasi Nahdlatul Ulama yang ada di Kota Tuban, oleh karena itu tidak mengherankan jika saat itu kakak dari Abah Hasyim Muzadi, yaitu Mbah Muchit Muzadi ikut mengenalkan Hasyim Muzadi kepada tokoh-tokoh NU, sehingga hal ini menjadi bekal bagi kepemimpinan dari Abah Hasyim Muzadi kelak saat beliau menjadi pimpinan di organisasi terbesar yang ada di tanah air ini.

Dari kota kecil Bangilan inilah, Abah Hasyim Muzadi terlahir, kemudian beliau secara bertahap  dari nol, dari bawah berjuang dengan keras dan akhirnya menjadi tokoh yang berkiprah dan diperhitungkan oleh dunia internasional. Semoga jasa-jasa beliau mendapatkan balasan yang kebaikan dari Allah SWT, dan semoga kehidupan beliau menginspirasi kita semua, khususnya masyarakat Bangilan. Aamiin. [lis]

*Pengirim adalah bloger sekaligus pegiat literasi Komunitas Kali Kening (K3)