Sepotong Hati yang Baru

 

Pengirim: Arista Dyah Pramesti R.*

blokTuban.com - Membaca tulisan-tulisan Tere Liye, pembaca akan langsung terbawa irama. Karena pemilik nama asli Darwis itu cukup pandai bermain alur. Termasuk di kumpulan tulisan “Sepotong Hati yang Baru” yang diterbitkan Mahaka Publishing tahun 2012 tersebut.

Kelahiran 21 Mei 1979  di daerah pedalaman Sumatera Selatan, tepatnya Lahat, lebih dikenal sebagai penulis novel melalui beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca karena mudah membawa khalayak terseret arus. Sebut saja; Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Tak hanya itu saja masih banyak lagi karya-karya Tere Liye yang lainnya seperti Hujan, Rindu, #AboutLove, Berjuta Rasanya, hingga Tentang Kamu.

Di buku berjudul “Sepotong Hati yang Baru” ini Tere Liye menyajikan berbagai macam cerita pendek. Sesuai dengan judulnya cerpen ini mengkisahkan tentang sepotong hati yang baru. Sepotong hati yang baru saja hilang. Di dalamnya terdapat suatu kisah cinta legenda dan terdapat pula kisah cinta kalangan manusia biasa pada umumnya.

Seperti di cerita pertama yang berjudul  “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan” berkisah tentang dua  remaja yang bersahabat dekat. Namun, di antara mereka berdua yaitu Putri dan Nana menyukai laki-laki yang sama. Mereka berdua jatuh cinta dan kasmaran pada pria bernama Rio. Pada awalnya Putri yang selalu mengumbar-ngumbar kedekatannya dengan Rio. Kedekatan itu hanya berlangsung di dunia maya. Dan sangat berbeda di dunia nyata. Mereka berdua jauh dari kata dekat.

Setelah Putri, Nana juga merasakan hal yang sama. Yang awalnya bahagia bisa dekat dengan Rio. Namun, lagi-lagi kedekatan itu hanya di dunia maya dan bahkan hanya sementara saja. Cerita tersebut sangat menguji pertemanan dua anak manusia yang dimabuk cinta tersebut.

Tidak berbeda jauh, isi cerita kedua yang ditampilkan berjudul “ Kisah Sie Sie” berkisah tentang perjuangan seorang amoi Singkawang  berusia enam belas tahun yang rela menjadi istri bayaran laki-laki bernama Wong Lan yang berasal dari Taiwan. Sie-Sie terpaksa menikah dengan Wong Lan bukan karena mencintai laki-laki itu, melainkan pada saat itu dia sangat membutuhkan dana untuk membayar perawatan ibunya yang saat itu sedang jatuh sakit.

Wong Lan menikah dengan Sie-Sie juga bukan karena cinta. Melainkan akal busuk Wong Lan menikah dengan Sie-Sie hanya dijadikan sebagai alasan untuk mendapatkan warisan dari orangtuanya yang telah lama tiada. Namun Sie-Sie berjanji pada ibunya bahwa dia akan mencintai suaminya dengan apa adanya. Sie-Sie akan membuat Wong Lan mencintainya dengan apa adanya pula. Dan dengan kesabaran yang di miliki Sie-Sie hingga dia bisa menepati janji kepada ibunya. Sie-Sie berhasil menumbuhkan benih-benih cinta di hati Wong Lan.

Cerpen ke tiga berjudul Sepotong Hati yang Baru mengkisahkan tentang cinta sepasang kekasih yang tidak dapat bersatu. Kisah cinta antara Alysa dan kekasihnya yang berawal sangat bahagia hingga mereka memutuskan melangkah ke jenjang selanjutnya. Namun, lima hari sebelum pernikahan berlangsung Alysa memutuskan untuk meninggalkan kekasihnya demi laki-laki lain yang jauh lebih tampan dan mapan. Namun cinta mereka hancur di tengah jalan. Karena laki-laki itu pergi meninggalkan Alysa.

Alysa lekas mencari kekasihnya yang dulu dan mengatakan bahwa dia menyesal dan  mengajak untuk mengulang kisah cinta mereka lagi. Sebenarnya kekasihnya yang dulu juga masih sangat mencintai Alysa namun dia menyadari bahwa cinta bukan sekadar soal memaafkan.  Cinta bukan soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalisme sempurna.

Cerpen ke empat berjudul “Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay” berkisah. tentang cinta antara Sampek dan Engtay yang merupakan murid Biara Shaolin. Mereka dilatih kungfu, pembelajaran puisi, sebab-akibat alam, kebijaksanaan, dan sebagainya. Engtay yang merupakan putri dari kerajaan terlarang rela menyamar menjadi laki-laki demi mendapatkan ilmu kungfunya. Hingga suatu ketika Sampek menyadari bahwa Engtay adalah perempuan cantik. Sampek mencintai Engtay. Begitupun Engtay yang juga mencintai Sampek.

Hingga suatu ketika Ratu kerajaan terlarang memutuskan untuk menikahkan putrinya dengan Putra Mahkota Dinasti Tang. Kesedihan itu teramat dalam di hati Sampek. Apalagi pada saat Sampek tau bahwa kekasih hatinya mati di pangkuannya bersimbah darah. Engtay pergi untuk selama-lamanya akibat Putra Mahkota yang secara tega membunuh Engtay yang sedang hamil tua anak mereka. Putra Mahkota tidak tahan melihat kedekatan antara Sampek dan Engtay. 

Tulisan ke lima berjudul “Itje Noerbaja & Kang Djalil” mengisahkan kisah cinta mereka yang juga dilatarbelakangi kisah perjuangan mereka melawan penjajah VOC yang ada di Indonesia  saat itu. Demi cintanya pada Kang Djalil, Itje yang bekerja sebagai pembantu di salah satu rumah bangsawan kaya di Batavia rela mendukung serta membantu Kang Djalil yang berencana memusnahkan bangsawan yang sedang berkumpul itu dengan memberikan racun pada minuman anggur di sajian terakhir jamuan makan malam.

Namun rencana tersebut gagal dan malah penyerangan berbalik ke arah Itje hingga lemah tak bernyawa lagi. Hingga disusul oleh Kang Djalil yang dibunuh oleh prajurit suruhan bangsawan itu. Benar, memang cinta suci mereka sangat kuat. Namun cinta mereka pada tanah air jauh lebih kuat lagi. Hingga mereka rela mengorbankan nyawa mereka sebagai taruhannya.

Konsep tulisan di judul Kalau Semua Wanita Jelek, Percayakah Kau Padaku? dan Buat Apa Disesali, hampir tidak jauh berbeda. Penekanan pada percintaan yang mengharukan masih dominan. Apalagi, kandasnya percintaan membuat pembaca tersayat hatinya.

Kelebihan dan Kurangnya Tulisan

Rata-rata di buku karya Tere Liye menguatkan pada desain sampul ikonik. Sehingga dari jauh jika dilihat sudah akan tau jika buku itu hasil karya Tere Liye. Apalagi di buki kali ini terdapat bermacam-macam kisah bertema “patah hati” yang di ringkas menjadi satu yang tentunya bisa memberi pembelajaran kepada pembaca  tentang bagaimana cara menyikapi atau mengelola perasaan dengan baik.

Kelebihan lain di buku “Sepotong Hati yang Baru” masih pada kata-kata indah yang jadi kemasan Tere Liye dalam tulisannya. Di novel ini juga memiliki keunikan dengan menggunakan ejaan lama, yang jarang ditemukan pada novel kekinian yang lain. Selain itu tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi pembaca yang harus membaca suatu kisah dengan menggunakan ejaan lama.

Sementara itu berbicara mengenai kekurangan novel terkait dengan beberapa tulisan yang kurang jelas dan tanpa adanya identitas penulis yang ada di halaman terakhir novel pada umumnya. Walaupun begitu, sedikit kelemahan itu dapat tertutupi oleh keseluruhan isi tulisan yang luar biasa. [ito]                                                                                      

Identitas Novel   
Penulis            : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka Publishing
Editor in Chief : Teuku Chairul Wisal
Editor                : Andriyanti
Cover                : Mano Wolvie
Tahun Terbit     : 2012
ISBN                  : 978-602-9474-04-6

*Pengirim: Mahasiswa Kampus Ungu, STIKes ICsada Bojonegoro dan Calon Anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kampus Ungu.