Harga Bersahabat, Pengguna Kendaraan Pilih Pertalite

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Pemberhentian stok subsidi bahan bakar motor (BBM), jenis Premium atau bensin dari Pemerintah Pusat mengakibatkan banyak pengguna kendaraan bermotor secara otomatis beralih ke bahan bakar jenis Pertalite.

Data lapangan yang dihimpun blokTuban.com, sejumlah SPBU di Kecamatan Plumpang, Parengan, dan Rengel tak lagi menyediakan bahan bakar Premium sejak awal bulan Februari lalu.

"Bulan Januari lalu masih ada. Tapi pada awal Februari  Sudah tak ada. Semua SPBU hanya menyediakan Solar, Pertalite dan Pertamax saja," ungkap Hadi, salah seorang operator SPBU Rengel kepada blokTuban.com, Jumat (2/2/2018).

Dia juga menambahkan, selagi peredaran bbm jenis Premium tak lagi dijual oleh SPBU, para pengguna kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor banyak beralih ke Pertalite.

"Di sini, kebanyakan pembeli pakainya pertalite. Mungkin karena harga dan kualitas oktannya lebih baik dari pada Premium yang tak lagi tersedia. Namun sedikit lebih rendah dari pada Pertamax," imbuhnya.

Pengguna BBM jenis pertalite banyak mengutarakan pendapatnya, terkait perbedaan BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan premium.

"Kalau saya sering pakai pertalite. Selain harga yang pas, nggak murah dan nggak mahal, mesin lebih responsif ketimbang pakai bensin," kata Ahmad, salah satu pengendara sepeda motor yang juga pengguna Pertalite.

Selain hal tersebut, di sisi lain tak banyak masyarakat yang mengetahui sedikit kenaikan harga Pertalite yang semula Rp7.500 per liter menjadi Rp7.600, naik Rp 100 dari harga awal. Sedangkan untuk Pertamax biru, dari harga semula Rp8.400, naik Rp200 menjadi Rp8.600 per liternya. [feb/col]