Apakah Premium Akan Hilang di Pasaran?

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya W. Yudha memastikan premium tetap ada. Sebab pihaknya tidak pernah meminta untuk dihilangkan.

Apabila BBM jenis Premium sampai langka, Komisi VII yang membidangi energi minyak dan gas (Migas) bakal menegur Pertamina. Sekalipun sudah ada Pertalite dan Pertamax, Premium tak boleh hilang.

"Premium harus tetap ada karena kami tak pernah minta dihilangkan," ujar Satya W. Yudha, saat kunjungan di Desa Pakel, Kecamatan Montong beberapa waktu lalu.

Data yang diterima blokTuban.com, dalam rapat paripurna di Senayan Jakarta selama ini, Komisi VII DPR RI dan Pertamina tak pernah membahas pembatasan stok BBM jenis Premium di daerah. Apapun kondisinya, premium dengan kadar RON di bawah Pertalite dan Pertamax harus tetap ada di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Saat ini harga Premium sudah mendekati harga pasar. Dikarenakan pemerintah tidak boleh menjual BBM harga pasar ke masyarakat, maka pertiga bulan sekali harganya diatur.

"Bisa naik dan turun," tukas politisi partai berlambang

Masih Yudha, premium sekarang tidak disubsidi lagi oleh pemerintah, jadi tidak ada data alokasi. Berbeda dengan Solar yang masih disubsidi oleh APBN, tentu ada alokasinya berapa juta barel ke daerah.

"Kita akan koordinasi dengan Direktur Pemasaran Pertamina, Iskandar untuk membicarakan hal ini," ucap pria kelahiran Kediri.

Area Manager Communications & Relations Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jatim Balinus, Fikri Rahman Yusuf, memastikan pasokan Premium aman hingga penghujung tahun 2017. Di semua SPBU dipastikan tetap menjual Premium, yang notabene masih dibutuhkan konsumen.

Data yang dimilikinya, kebutuhan Premium di Tuban sampai bulan November mencapai 18,208 Kilo Liter (KL). Sedangkan di Jatim sendiri, sampai November mencapai 1.216.496 KL.

"Premium masih tetap ada mas," tandasnya mengakhiri. [rof/ito]