HUT SI, Lakon Wisanggeni Lahir Jadi Tontonan Warga

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Semen Indonesia ke 60 diperingati dengan berbagai rangkaian acara. Setelah pekan raya yang melibatkan banyak UKM/UMKM di Tuban, warga juga dihibur dengan pementasan wayang kulit dengan Ki Dalang Sigid Arianto, S. SN, yang diiringi karawitan Sanggar Seni Cakraningrat dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Wayang kulit dengan lakon "Wisanggeni Lahir" dipentaskan di Perumdin Semen Gresik, Desa Sumurgung, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Layaknya pementasan wayang, dalang bercerita semalam suntuk mulai Jum'at (20/10/2017) sampai Sabtu (21/10/2017) dini hari tadi.

Ratusan warga terlihat memenuhi lokasi acara sampai acara selesai. Mereka menyimak jalan cerita lahirnya Wisanggeni, yang diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra Batari Durga terhadap Arjuna yang telah menikahi Batari Dresanala.

Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu Batara Guru, raja para dewa.

Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar Batara Brama menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh Batara Narada selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna.

Brama yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak dijadikan Batara Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, Brama pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.

Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brama membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa.

Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan Brama, sang dewa penguasa api.

"Wayang merupakan salah satu kesenian yang digandrungi masyarakat, termasuk warga yang dekat dengan kami," jelas Direktur Utama (Dirut) Semen Gresik, Gatot Kustyadji, Jumat (20/10/2017).

Dia berharap, tontonan yang disuguhkam bisa menarik dan menghibur masyarakat dan semua yang hadir di lokasi pementasan. Tampak hadir di acara pementasan, yakni Direktur Produksi SG, Joko Sulistyanto, Direktur Komersial SG, Mukhammad Saifudin, segenap jajaran kepala departemen SG, dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Tuban. [hud/ito]