Nenek Penjual Bunga Rela Bermalam Lesehan Demi Raup Untung

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com – Datangnya bulan Muharam (Suro) sangat dinanti para pedagang dadakan, khususnya pada saat bertepatan dengan Haul Sunan Bonang di Tuban seperti saat ini, Kamis (5/10/2017). Mereka rela meninggalkan kampung halaman demi mengalap berkah dan rezeki dengan berjualan di lokasi haul.

Masriah misalnya, Nenek 75 tahun itu rela meninggalkan pekerjaan utamanya di Bojonegoro demi menjual bunga tabur di areal Makam Sunan Bonang di Tuban. Bahkan ia mengaku rela bermalam di lapak jualannya yang beralaskan karton demi menyambung hidup.

“Saya asli Bojonegoro, silakan dibeli bunganya,” kata Nenek Masriah dengan nada lirih, ketika dihampiri blokTuban.com di depan gerbang utama Makam Sunan Bonang, Kamis (5/10/2017).

Ibu lima anak ini berkisah, sudah puluhan tahun ia menjadi penjual bunga tabur dadakan di lokasi haul. Bunga yang ia jual cukup beragam, ada mawar, kenanga dan pandan wangi.

Sebenarnya, setiap harinya ia mengaku berjualan buah di Pasar Besar Bojonegoro. Karena jualan bunga dadakan dinilai menguntungkan, ia pilih hijrah ke Tuban dua hari ini.

“Jualannya hari ini sampai besok. Semoga aja laris,” harap warga Ledokwetan, Bojonegoro itu.

Ketika Haul Sunan Bonang di Tuban, Nenek Masriah mengaku bisa meraup untung 100 persen. Dengan modal sekitar Rp70.000 bisa untung satu kali lipat. Selain itu tenaga yang dikeluarkan jauh lebih ringan dibanding jualan buah.

Nenek yang kini sudah mulai rapuh itu mengaku, pengunjung tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Hal itu terbukti, ketika hari mendekati senja bunganya sudah terjual puluhan pincuk (bungkus daun pisang).

“Alhamdulillah lebih ramai tahun ini, dan satu pincuk bisa menjual dengan harga Rp2.000 hingga Rp2500,” ulasnya.

Untuk itu, penjual bunga ini berharap dengan datangnya Haul Sunan Bonang yang ke 508 ini, banyak peziarah yang datang dan omzet mereka meningkat. Sebab jika tidak habis dalam dua hari, bunga yang ia jual akan kering dan membusuk.

"Soalnya dagangan kita ini cuma bertahan sebentar saja. Kalau sudah menghitam dan busuk kita terpaksa membuangnya," pungkas Masriah.[rof/col]