Beli Mobil Baru, Pemuda Ini Merasa Dapat Mobil Bekas

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - M Ridlo Anggiri (26), asal Desa Telanak, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, merasa kecewa atas pembelian mobil baru yang dibelinya.

Dia kecewa lantaran mobil yang dibelinya tidak sesuai dengan pesanan awal. Bahkan menurutnya mobil yang diantarkan ke rumahnya itu merupakan mobil bekas.

Ridlo menceritakan awal mula proses pembelian mobil. Pada Jumat, 17 Maret dia menghubungi sales mobil dealer auto 2000, Tuban. Dia berencana membeli mobil Toyota Avanza dan disampaikan kepada sales tersebut.

"Saya tanya-tanya kepada sales tersebut tentang Toyota Avanza, dan sales menanggapi," ujar Ridlo kepada wartawan, Kamis (5/7/2017)

Setelah komunikasi terjalin baik, keesokan harinya didatangi Eka Oktatiana Susena Putra yang tak lain adalah sales dari dealer Auto 2000. Kedatangan sales untuk memastikan jika dia benar-benar akan membeli mobil yang dimaksud, dan meminta uang sebagai tanda jadi.

"Saya bayar 2,5 juta dulu sebagai tanda yang pengikat. Saya berikan ke sales tersebut di tempat kerja saya RS.Ngimbang Lamongan," jelasnya.

Setelah memberi uang jadi, lalu pada 20 Maret, pria yang bekerja sebagai perawat tersebut datang ke Dealer Auto 2000 dan melihat-lihat mobil yang tersedia. Dia lantas tidak jadi membeli mobil Toyota Avanza dan berlatih ke Toyota Sienta atas permintaan istrinya.

"Saya akhirnya membeli Sienta, karena istri saya tertarik dengan mobil Sienta," ungkapnya.

Tetapi dia menyayangkan, mobil Sienta yang dipesan tidak sesuai harapannya. Sebab, dia merasa diberi mobil Sienta yang dipajang di depan. Padahal Ridlo sudah meminta mobil baru, bukan mobil yang dipajang.

"Saya pesan mobil baru, jangan yang dipajang di depan. Sales pun mengiyakannya untuk memberikan mobil baru," pinta dia ke Sales.

Keyakinan dia terhadap mobil Sienta yang dibelinya itu bukan baru semakin menguat, karena dia merasa memiliki bukti valid. Di antaranya bukti foto mobil yang dipajang di depan diyakini sama dengan yang diterimanya.

Pada mobil yang diterimanya itu terdapat tanda barcode yang sama dengan yang dipajang. Jok mobil juga sudah tidak ada plastiknya, dan jarak tempuhnya nya juga sudah mencapai angka sekitar 237 KM.

"Ini aneh. Mobil baru joknya tidak berplastik, jarak tempuhnya sudah 237 KM. Selain itu keluarnya STNK juga cepat, belum lunas DP tapi STNK mobil sudah atas nama istri saya. Nopol mobil S-1873-JC," paparnya.

Dia menduga, jika mobil yang dibelinya itu merupakan barang oper kredit atau pun barang mutasi, dengan beberapa kejanggalan tersebut.

"Saya pelunasan DP tanggal 7 April tetapi 27 Maret STNK sudah jadi atas nama istri saya. Dia juga mengaku sejak awal DP hingga dua kali angsuran sudah mengeluarkan uang senilai Rp55 juta," pungkasnya.

Mobil Toyota Sienta yang dibelinya itu kini dikembalikan ke Dealer Auto 2000 yang berada di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo. Dia akan menunggu kejelasan sikap dari pimpinan Auto 2000.

"Saya mau tahu bagaimana tanggung jawab pihak perusahaan. Saya menunggu kejelasannya dengan cara membiarkan mobil di dealer," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Auto 2000, Fahmi menolak keras atas pernyataan Ridlo selaku konsumen yang merasa tidak mendapatkan mobil baru dari dealernya. Dia menegaskan, mobil yang dibeli Ridlo merupakan mobil baru.

Dia juga menjelaskan, walaupun mobil sudah lama dipajang di dealer bukan berarti itu mobil bekas. Sebab, mobil yang dipajang itu juga tidak pernah dipakai orang lain, belum dibuka nomor fakturnya dan kondisinya juga masih mulus.

"Saya jamin itu mobil baru, bukan mobil bekas seperti yang dipermasalahkan oleh pembeli tersebut," tuturnya.

Dia menambahkan, jika permasalahannya hanyalah mis komunikasi atau kesalahpahaman antara sales dengan konsumen saja. Karena, pembeli meminta mobil Sienta yang bukan dipajang, lalu sales mengiyakan akan mendatangkan mobil baru.

"Sales tidak bilang ke saya jika pembeli minta mobil baru, bukan yang dipajang. Lalu saya berikan mobil tersebut, karena memang saya tidak tahu. Tapi saya jamin itu mobil belum pernah dimiliki orang lain. Saya mencoba memediasi keduanya, agar masalah tidak berlanjut. Namun jika konsumen akan membawa ke jalur hukum kita siap," pungkasnya.[nok/col]