Giatkan Ngaji Kitab, IKSAS ALSIBAS Gandeng LSN

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Puluhan santri dari berbagai Pondok Pesantren di wilayah Tuban Selatan mendatangi rumah warga di Desa Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Sabtu (1/7/2017). Kedatangan mereka, untuk mengikuti Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang digelar Ikatan Santri dan Alumni Pondok Pesantren Sarang Singgahan, Bangilan, dan Senori (IKSAS AL SIBAS) bersama Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Tuban Laskar Santri Nusantara (LSN).

Berdasarkan informasi yang dihimpun blokTuban.com menyebutkan, peserta yang mengikuti terdiri dari tiga kecamatan, yakni Singgahan, Bangilan, dan Senori. Mereka merupakan santriwan dan santriwati dari Pondok Pesantren ternama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut panitia penyelenggara, Sirojut Tholibin (23), kegiatan MKK yang terselenggara hari ini, Sabtu (1/7/2017) merupakan kegiatan bersama yang digelar dalam rangka menggiatkan generasi bangsa Indonesia untuk mendalami kitab-kitab Ulama salaf penuntun hidup. Sebab, diakui atau tidak generasi bangsa saat ini semakin berkurang minat belajar kitab kuning, kecuali di Pondok Pesantren.

"Semoga dengan adanya MKK ini, para generasi muda kembali tergugah mempelajari kitab-kitab karangan Ulama salaf yang sholih (Salafussholih)," terang Santri Sarang asal Singgahan itu, saat ditemui blokTuban.com di lokasi, Sabtu (1/7/2017).

Santri di Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu menambahkan, MKK merupakan cabang lomba kategori pelajar. Ia berujar, di dalam lomba, peserta membaca kitab klasik berbahasa arab dengan tema atau bab yang telah ditentukan.

"Peserta membaca bahasan materi yang telah panitia tentukan, kemudian mengartikan dan menjelaskan," beber Siroj, sapaan akrabnya.

Terpisah, pihak DKC Tuban Laskar Santri Nusantara yang diwakili Al Karnoto menyebut, MKK harus dibumikan kembali di Nusantara. Sebab, pergeseran budaya akibat globalisasi semekin lama akan mengikis budaya belajar kitab kuning.

"Kajian-kajian kitab kuning merupakan warisan budaya pendahulu kita dalam rangka mencerdaskan bangsa dalam berbagai ilmu," kata Santri yang kerap disapa kang Al itu.

Menurutnya, ilmu yang terkandung dalam kitab kuning, bukan hanya permasalahan Agama saja. Namun urusan Negara dan lain sebagainya semua termuat. Untuk tidak ada alasan untuk tidak membudayakan kembali mengkaji kitab kuning dalam menghadapi dunia saat ini.

"Kami sangat mendukung, kalau perlu berangkat dari kiai-kiai langgar, generasi muda wajib kembali mengaji ilmu kitab kuning," pungkasnya. [rof/col]