Mengenang: Salat Idul Fitri di Masjid Pejuang Kemerdekaan

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Sebagian warga Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, menggelar Salat Idul Fitri di Masjid H Soedirman. Bisa dibilang masjid ini adalah simbol perlawanan rakyat atas penjajahan kolonialisme belanda di wilayah Jatirogo dan sekitarnya.

Letjend H Soedirman, merupakan orang tua dari Basofi Soedirman, mantan Gubernur Jawa Timur. Adalah pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Agresi Militer Belanda II dengan pasukan Brigade Ronggolawe yang dia pimpin. Perjuangan beliau meliputi sebagian wilayah Bojonegoro dan Tuban selatan, terutama di wilayah Kacamatan Jatirogo.

Nama Soedirman masih lekat di ingatan para tetua di wilayah Kecamatan Jatirogo. Hampir semua warga yang berusia di atas 75 tahun pernah mendengar namanya. "Orangnya tinggi besar, pernah dikepung Belanda (dekat SPBU Jatirogo) tapi masih bisa lolos," kata Sumi (80), warga Desa Sugihan bercerita kepada blokTuban.com dengan bahasa jawa.

Jatirogo sempat menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia, karena pusat pemerintahan pernah dipindah di kecamatan ini setelah terdesak pasukan Belanda. Pasukan yang dipimpin Letjend Soedirman lah yang melakukan pengawalan dan beberapa kali membuat repot pasukan Belanda. Bisa dibilang, Soedirman adalah salah satu nama yang paling dicari pasukan penjajah.

Untuk mengenangnya, Basofi Soedirman, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur membangun masjid yang diberi nama Masjid H Soedirman. Tujuannya untuk mengenang dan merawat ingatan di tengah masyarakat. Setelah dibangun, masjid itu kini menjadi salah satu pusat ibadah, termasuk melaksanakan Shalat Idul Fitri.

"Setiap ke masjid ini saya selalu teringat cerita-cerita perjuangan yang dituturkan kakek dan nenek ketika kecil," kata Ria, seorang warga yang lahir akhir tahun 80 an. [pur/ito]