Pria Asal Semanding Jadi Korban Penipuan Elektonik

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Warga asal Karang Indah, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban bernama Alfian Hudan Laksana mengaku menjadi korban penipuan setelah mengirim Rp 2,7 juta ke rekening seseorang.

Laksana yang hampir setahun menekuni berjualan online, produk pa@1rsel tidak menyangka akan mengalami hal demikian. Ia menjadi korban penipuan dengan menggunakan e-cass mandiri. E cash atau uang tunai elektronik berbasis server yang memanfaatkan teknologi aplikasi di handphone dan USSD ini memungkinkan pemegangnya melakukan transaksi perbankan tanpa harus melakukan pembukaan rekening ke cabang Bank Mandiri atau perbankan tertentu.

Penipuan bermula Rabu lalu (14/6/2017)  saat ia memasarkan produk parsel, tepatnya sekitar pukul 16.14 WIB ada seseorang yang memesan melalui aplikasi whatsapp (WA). Dia memesan atas nama Ahmad yang mengaku tinggal di Malang - Jawa Timur.

"Harga parsel yang dia pesan senilai Rp 400 ribu. Orang inilah yang akhirnya menjadi penipu saya," kata Laksana kepada blokTuban.com, Sabtu(17/6/2017).

Pelaku mengaku telah melakukan transfer dengan mengirim bukti screenshot yang dilakukan menggunakan aplikasi t-money. Tapi pelaku berdalih kode reservasi harus diaktifkan terlebih dahulu agar uang transfer bisa masuk ke rekening miliknya.

"Pelaku meminta saya ke mesin ATM Bank Mandiri agar memudahkan aktifasi kode tersebut. Melalui ini pelaku menglabuhi saya," terangnya.

Setelah Laksana tiba di ATM Mandiri, pelaku mulai menunutunnya. Pelaku meminta mengirim foto saldo terakhir miliknya dengan alasan memastikan transaksi yang dianggap belum masuk ke rekeningnya.

"Demi kenyamanan antara penjual dan pembeli saya mengirim foto sisa saldo saya dan saat itu pelaku menelpon saya untuk membimbing proses aktivasi," tambahnya.

Pertama ia diarahkan memilih menu berbahasa inggris. Kemudian memilih menu E-cash dan selanjutnya ada dua tahapan yang memasukkan kode beberapa digit angka. Lalu memilih menu top up dan saving.

"Kemudian struk keluar dari mesin ATM, saya baru sadar kalau sedang terkena penipuan, karena ada informasi nominal yang saya kirim bukan menerima yaitu kode yang tadi saya masukkan. Kode tersebut adalah 2731234 senilai dengan nominal uang yang saya transfer ke pelaku," tuturnya.

"Mengetahui hal itu saya langsung meminta pertanggungjwaban pada pelaku. Pelaku sempat mengirimkan foto KTP, sebagai bukti kalau pelaku akan bertanggung jawab dengan menyarankan saya pergi ke mesin ATM lagi untuk melakukan transaksi lagi dengan dalih adanya kesalahan teknis," katanya.

Ia menolak dan meminta mengirim ulang uang yang telah dikirim atau temu darat dengan temannya yang berada di Kota Malang. Pelaku tetap menolak dengan alasan lokasi jauh dengan ATM dan tidak punya waktu.

"Akhirnya saya berinisiatif meminta pelaku share lokasi di mana dia berada. Mengetahui itu pelaku langsung menonaktifkan whatsapp-nya dan mengganti foto profil yang pelaku gunakan juga menonaktifkan teleponnya," kata Laksana.

Atas peristiwa yang menimpanya, Laksana berharap pebisnis online pemula tidak menjadi korban penipuan berikutnya. "Sudah saya laporkan ke Polres setempat dan semoga segera ada hasil," pungkasnya.[dwi/ito]