Penumpang Bus Jatirogo-Bojonegoro Kian Sepi
Reporter: Mochamad Nur Rofiq
 
blokTuban.com - Jumlah penumpang bus trayek Jatirogo-Bojonegoro yang dulu menjubal, kini tinggal segelintir yang bisa dihitung dengan jari. Masih maraknya angkutan plat hitam yang mengangkut penumpang di lintasan trayek itu pun dikeluhkan awak bus.
 
Seorang sopir bus Jatirogo-Bojonegoro Eko mengaku selama puasa ini penumpang sangat sepi. Ironisnya, sekali jalan hanya mengangkut penumpang kurang dari jumlah jari tangan.
 
"Sepi penumpang, paling banyak 6 orang," ujar Eko saat mengantre menanti penumpang di terminal Jatirogo, Sabtu (10/6/2017).
 
Menurut Eko, kondisi ini dipengaruhi oleh masih lemahnya penanganan petugas terhadap mobil pribadi yang mengangkut penumpang. Masih banyak ditemui omprengan mobil dari Jlaru (Banjarworo, Bangilan) dan Bakalan (Singgahan) yang mengangkut penumpang ke Bojonegoro yang semestinya bukan haknya.
 
Ia menilai, keadaan itu berimbas minimnya pendapatan. Sebab, dari hasil tarikan satu jalan (pulang) jika dibanding dengan jumlah kebutuhan kendaraan saja tidak cukup.
 
"Bisa dibayangkan, jika setiap penumpang hanya dikenakan biaya Rp15 ribu per orang. Sangat tidak cukup bila harus dibuat beli solar. Namun tetap disyukuri," tandasnya.
 
Sepinya penumpang juga diamini mandor terminal Suwadi (64). Jika dibanding dengan sepuluh atau lima belas tahun silam, perbedaannya sangat mencolok.
 
Menurut pria kelahiran Bojonegoro itu, dulu jumlah armada bus jurusan Jatirogo-Bojonegoro yang beroperasi bisa sampai 40 lebih, namun kini tinggal 18 armada. Begitu juga dengan jurusan Jatirogo-Tuban, kini tinggal satu armada yang dulunya hingga 30 armada.
 
"Pemerintah seharusnya tidak menutup mata dengan keberadaan terminal Jatirogo saat ini. Pihaknya harus bisa mengatasi maraknya angkutan pribadi yang mengangkut penumpang," tegas dia saat ditemui di bangku tunggu penumpang yang tampak lengang.
 
Ia juga mengaku tidak satu atau dua kali melapor ke petugas terkait permasalahan angkutan itu. Namun kenyataannya sampai saat ini belum teratasi juga.
 
"Sudah berkali-kali laporan ke petugas namun minim penindakan," pungkasnya menandaskan. [rof/col]