Gurihnya Bubur Syuro di Waktu Ramadan

Reporter: Dwi Rahayu

bloTuban.com - Hampir dipastikan setiap sore saat bulan Ramadan, puluhan masyarakat mendatangi Masjid Astana Sunan Bonang. Mereka membawa mangkok layaknya menunggu giliran makan, lapar bukan menjadi alasan utamanya.  

Rupanya setiap sore secara rutin telah disediakan bubur yang dikenal akan gurihnya, Bubur Syuro. Tepatnya di kompleks Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/ Kabupaten Tuban. Menjelang waktu berbuka puasa, lezatnya Bubur Syuro ini sayang untuk dilewatkan.

Saban, pukul 15.00 WIB masyarakat berbondong-bondong memadati area yang berdekatan dengan komplek Makam Sunan Bonang ini. Bubur Syuro siap santap masih mengepul baru turun dari perapian siap dibagikan kepada mereka yang datang untuk meminta.

Namanya Bubur Syuro, begitu secara turun temurun warga setempat menyebutnya. Sepintas nama bubur tersebut sama dengan Bubur Asyura yang dimasak ketika tiba penanggalan bulan Muharram.
 
Salah seorang pembuat bubur Syuro, Wawan mengatakan bahwa Bubur Syuro ini rutin dibuat setiap bulan Ramadan. Bubur yang berbahan beras, santan dan yang paling utama ada tambahan bumbu, dan daging kambing ini memiliki cita rasa khas.

"Setiap hari dapat memasak dua wajan besar bubur," kata Wawan.

Sebelum dibagikan ke warga setempat, lanjutnya terlebih dahulu diberikan pada jemaah Masjid Astana Sunan Bonang itu. Selepas kumandang azan Maghrib, bubur dihidangan untuk berbuka secara gratis

Setiap sore selepas waktu ibadah Salat Ashar, masyarakat mulai berdatangan sambil membawa mangkok. Anak-anak hingga dewasa sengaja datang untuk mengantre mendapat bubur.

Salah satunya Nur Hasan. Ia mengaku mengantre karena Bubur Syuro selain membuat kenyang, juga membawa keberkahan sendiri. Makanan khas warga sekitar makam ini menurutnya sudah ada dari dulu tetap gurih dan  berbeda dengan bubur pada umumnya.

"Sekilas bentuknya memang sama, namun jika dirasakan berbeda, rasanya lebih gurih. Sebab ada daging kambing dan bumbu khas Tuban yang membuat rasanya beda," ungkapnya.

Bubur yang sudah ada sejak jaman dulu  ini merupakan leluhur. Setiap mereka yang datang selain ingin menikmati Bubur Syuro juga mengharapkan rezeki yang melimpah dan membawa berkah. [dwi/col]