Derita Ginjal Bocor, Anak ini Tak Bisa Ikut UN

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Ris Rizki Opiyanto (16), putra kedua pasangan Ngatemi (53) dan almarhum Suratmin, warga Dusun Karanganyar, RT.01/RW.05, Desa Sidomukti, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengalami ginjal bocor.

Akibatnya, pelajar kelas sembilan atau tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini terpaksa tertunduk lesu di rumahnya, karena menahan sakit yang dideritanya dan gagal mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ini.

"Tidak bisa ikut ujian, tidak kuat mau ke sekolah," ujar Opi, sapaannya, saat ditemui blokTuban.com di kediamannya, Rabu (3/5/2017).

Saat ini, badan Opi nampak membengkak. Sesekali ia merasakan sakit pada punggungnya.

Tidak adanya biaya membuat Opi hingga kini belum dirawat di rumah sakit secara maksimal. Ibunya seorang janda salama ini bekerja serabutan. Belum lagi Opi harus berobat rutin dua minggu sekali, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh Ngatemi yang merawat dua anak yatim (Opi dan adiknya).

"Setiap hari hanya bisa aktivitas di rumah saja, dan pingin banget ke sekolah, tapi tidak kuat," tandas Opi.

Sementara Wakil Kepala Sekolah, Bidang Kesiswaan SMP Negeri 1 Kenduruan, Ahmad Basuki saat dikonfirmasi blokTuban.com membenarkan hal itu. Menurut dia, sejak kelas VIII, Opi sudah tidak aktif mengikuti belajar mengajar di sekolah. Bahkan, terakhir mengikuti ujian semester genap kelas VIII, dewan guru membantu mengirim soal ujian ke rumah Opi.

"Semenjak itu, Opi tidak pernah aktif, sehingga pada ujian semester ganjil kelas IX tak ada nilainya, dan tidak bisa didaftarkan sebagai peserta ujian," tutur Basuki, sapaan akrabnya.

Ditandaskan Basuki, semenjak sakit, pihak sekolah sudah berusaha memberi bantuan dengan memotivasi keluarga maupun Opi tetap belajar. Namun, keadaan yang tidak memungkinkan, sampai kelas IX ia sama sekali tidak masuk ke sekolah.

"Pihak sekolah sudah beberapa kali menjalin komunikasi dengan keluarga dan membantu korban, namun kondisi Opi tidak memungkinkan, akhirnya ia sama sekali tidak bisa ke sekolah," pungkasnya. [rof/rom]