Aktivis Lingkungan Tolak Pendirian Dua Pabrik Semen Baru di Tuban

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lingkungan menyatakan penolakan akan rencana berdirinya pabrik semen baru di Kabupaten Tuban. Sikap penolakan tersebut dilakukan dalam aksi turun jalan menolak perusahaan yang berpotensi merusak lingkungan di bundaran Patung Letda Sucipto-Tuban, Sabtu (22/4/2017).

Pantauan blokTuban.com di lapangan, aksi aktivis lingkungan ini bertepatan dengan peringatan hari bumi 22 April, dan melayangkan protes terhadap rencana pendirian dua pabrik semen baru, yakni PT Abadi Cement dan PT Unimen. Dalam spanduk, terdapat tulisan berbunyi 'kami hanya ingin hidup lestari, tolak perusahaan perusak lingkungan'.

Koordinator lapangan Aksi, Rio Rachmad menyebut, dalam Undang-Undang Nomor 39 tentang Hak Asasi Manusia pasal (9) ayat (3), bahwasanya setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Karena itu, ia meyakini berdasarkan bukti-bukti empiris adanya pendirian pabrik dan penambangan batu kapur lebih banyak kerugiannya.

"Kerugian yang ditimbulkan nantinya, mulai kerusakan lingkungan hidup yang menjadi tempat tinggal rakyat di sekitar
penambangan dan tentunya akan mengancam kelestarian lingkungan utamanya area pertanian produktif," ujar Rio.

Lebih lanjut, dalam siaran perss disebutkan, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Tuban, pabrik semen PT. Unimine membutuhkan sedikitnya 729,2 hektar. Dimana sebelumnya rencana pendirian pabrik multinasional ini, tiap 1 hektar lahan digarap oleh 3 orang. Praktis kurang lebih terdapat 2.100 lebih petani akan kehilangan lahan pertaniannya.

Sementara itu, pabrik PT Abadi Cement yang bakal berdiri di Kecamatan Merakurak dan Jenu direncanakan membutuhkan lahan seluas 98,8 hektar. Dengan rincian 72,87 hektar sebagai lahan terbangun dan 25,93 hektar untuk lahan terbuka.

“Dari jumlah tersebut 13 hektar lahan milik warga, sisanya milik Perhutani," tambahnya.

Dalam rencana produksi kedepan, baik PT Unimine dan PT Abadi Clement akan mentargetkan 2 hingga 4 jutaan ton semen per tahun per jalur produksi. Dikhawatirkan, dinding rumah warga akan retak akibat efek dinamite.

"Dapat dibayangkan 5 tahun kemudian, ketika PT Unimine sudah berdiri, pasti menyebabkan banyak asap dan debu di sekitar lingkungan pabrik. Menghilangnya mata air, munculnya penyakit ISPA, terjadinya pengangguran dan kesenjangan dimana-mana," jelasnya. [dwi/rom]