OPT Cabai Tinggi, Pengaruhi Harga Jual

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terus naik dari pekan-pekan lalu berkisar Rp120 ribu sekarang menjadi Rp140 ribu per kilogram (kg).

Data yang berhasil dihimpun blokTuban.com, naiknya harga cabai karena pasokan dari petani lokal sangat terbatas sehingga harus mendatangkan cabai dari luar daerah, bahkan ada juga yang mengimpor dari luar negeri.

Menanggapi hal itu, ada beberapa faktor yang diindikasi menjadi penyebab terus naiknya harga cabai. Bahkan, sistem produksi tanam petani cabai menjadi pengaruh yang cukup besar terhadap ketersediaan stok dan harga cabai.

"Diakui atau tidak, tingginya harga cabai disebabkan biaya produksi petani cabai pada saat ini yang juga tinggi," ujar Maman, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban di Jatirogo, Kamis (2/3/2017).

Sebab, pada musim hujan, menurut dia, ancaman OPT tanaman cabai sangat tinggi. Untuk biaya penanggulangan yang dikeluarkanpun cukup naik signifikan. Itupun jika berhasil. Kalau tidak, tentu hasil produksi tanaman akan turun.

"Ancaman hama maupun penyakit cukup tinggi, seperti penyakit patek atau antraknos, virus keriting, dan jamur pusarium yang mengakibatkan layu dan kematian," beber Maman.

Dengan curah hujan yang masih tinggi diprediksi harga cabai akan terus melambung. Sebab, biaya produksi tanam tinggi dan tingkat keberhasilan rendah, maka otomatis harga cabai tetap mahal.

"Petani pun tidak terlalu banyak keuntungannya dengan harga cabai yang mahal. Bahkan ketika di analisa secara ekonomi, hasilnya sama ketika harga cabai murah dan proses tanam juga mudah dan biaya produksi sedikit," tukasnya.[rof/ito]