Pengembangan Kerajinan Sampah Terkendala Modal dan Alat

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Pengembangan memanfaatkan sampah menjadi hasta karya oleh kelompok wanita tani (KWT) yang berkiprah di Bank Sampah Delima (BSD) terkendala modal, sarana, dan prasarana, Senin (27/2/2017).

"Anggota ingin mengembangkan sampah rumahan menjadi karya yang bisa memiliki nilai ekonomi tinggi, tetapi kesulitan untuk merealisasikannya karena tidak memiliki modal yang cukup dan masih terbatasnya bahan penunjang," ujar Kepala BSD, Anazilatul Muhlishoh ketika dikonfirmasi blokTuban.com di kediamannya.

Dijelaskan Ana, begitu ia disapa, setelah anggota BSD mendapat pelatihan dengan study banding ke Jogjakarta beberapa waktu lalu, berkeinginan menambah kegiatan. Dari sebelumnya yang hanya menabung, memilah, menimbang, dan menjual sampah mereka ingin membuat kerajinan.

"Kemarin sudah mencoba mumbuat tas maupun dompet dari plastik bekas, namun alat jahit dan bahan pelengkapnya minim, sehingga sementara ini berhenti," tegasnya.

Para anggota sendiri juga sudah berusaha memakai alat jahit yang dimiliki, namun hanya beberapa karena tidak semua punya. Untuk itu dikatakan anggota lain, Priyati BSD sudah berusaha mengusulkan bantuan alat dan penambahan modal pada waktu musyawarah pembangunan desa maupun kecamatan tahun anggaran 2017.

"Kemarin waktu musyawarah sudah mengusulkan tinggal menunggu waktu, bisa terealisasi atau tidak," terang Priyati.

Priyati berharap, dengan program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian usaha pedesaan, BSD ikut teraliri. Sebab, dengan bantuan dan dorongan pemerintah, masyarakat akan terus berkarya menghadapi tantangan hidup yang serba modern ini.

"Besar harapan anggota kepada pemerintah untuk bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa di sekitar Migas, seperti kami," pungkasnya. [rof/ito]