Hidup Sebatangkara, Rumah Nenek Tasinah di Kepung Banjir

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Banjir akibat luapan Kali Kening di Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban nampaknya sudah biasa dirasakan oleh masyarakat yang berada di bantaran kali tersebut. Terlebih, setiap musim penghujan, sungai anak bengawan solo itu setiap tahun pasti meluber hingga merendam pemukiman dan pertanian warga, bahkan beberapa fasilitas umum tak luput dari luberan Kali Kening.

Di saat anak-anak nampak ceria menyambut banjir dengan bermain air, ban bekas, dengan gledekan mereka basah-basahan di air yang keruh.

Nampak seorang nenek, yang hanya terdiam di dalam rumah yang berukuran 8x12 meter, saat dihampiri dan memulai percakapan dengan blokTuban.com, nenek tersebut bernama Tasinah (65), warga RT.02/RW.01 Dusun Njeruk, Desa Brangkal, Kecamatan Parengan.

Saat dihampiri, nenek yang mempunyai lima cucu itu sedang memegang tongkat besi alat bantu jalan, sambil duduk di kursi yang lumayan panjang dan mengangkat kakinya, berharap dalam duduknya itu tidak terganggu oleh genangan air yang terus mengepung rumahnya.

Saat ditanya di rumah tinggal bersama siapa? nenek itupun tidak bisa menahan air matanya, sambil menjawab "Dewean, sak wene mbahe seng lanang sedo (Sendirian, sejak suami meninggal dunia)," jawab si Mbah Tasinah dengan mengusap air mata.

Percakapan pun dilanjutkan, Mbah Sutinah mengaku, lima tahun silam pernah terjatuh saat melakukan aktivitas di sawah, hingga sampai saat ini tongkatnya yang selalu mendampingi.

Untuk makan sendiri ia dikirim oleh anaknya yang kebetulan rumahnya berada satu dusun dengan Mbah Tasinah. Dengan kakinya yang sakit itu, kesehariannya hanya melakukan aktivitas di dalam rumah dan untuk keluar pun tidak terlalu jauh dari sekitar rumahnya.

Terlebih dengan kondisi banjir ini yang menggenangi rumahnya, ia pun tidak bisa berbuat banyak dan hanya duduk santai di kursi, beraktivitas pun hanya di dalam rumah yang licin tanpa keramik. "Nek banjir ngene ki yo ugak wani metu, kaet isuk mau yo enak-enakan nok jero umah (Kalau banjir seperti ini tidak berani keluar, mulai pagi tadi ya hanya santai di rumah)," tambah mantan istri Karjo tersebut.

Kondisi seperti ini siapapun sangat mengharapkan uluran tangan dari pemerintah, tak terkecuali Mbah Tasinah yang hidup sebatangkara dan mengalami sakit pada kakinya. [hud/rom]