Terdampak Limbah Minyak, Petani Kumpulrejo Merugi

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Sejak tahun 2014 petani di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban terancam berkurang hasil panen padinya. Hal itu dirasakan petani ketika banjir tiba bercampur limbah minyak. Ancaman tersebut masih datang tahun ini, tepatnya panen ketiga pada bulan Desember 2016.

Salah seorang petani asal Dusun Tuwiwiyan, Desa Kumpulrejo, Darsin, ketika ditemui blokTuban.com di kediamannya mengatakan, hasil panen padi menurun drastis karena warna padinya kusam akibat terkena minyak mentah, Jum'at (16/12/2016).

Menurutnya, minyak tersebut diduga kuat berasal dari Lapangan Gegunung, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan. Dugaan menguat limbah minyak akan tiba di sawahnya, bersamaan dengan datangnya luapan sungai setempat yang berwarna abu-abu kecokelatan.

"Ketika banjir bercampur minyak tiba, sudah pupus harapan kami untuk memperoleh hasil panen maksimal," kata Darsin sambil menunjukan gabah yang berwarna kusam.

Dirinya juga menuturkan, ketika panen harga yang dipatok tengkulak juga lebih murah. Apabila padi basah, kata Darsin, umumnya Rp4.000 perkilonya, namun untuk padi yang terdampak minyak hanya laku Rp3.600 perkilogramnya.

Murahnya harga tersebut, lanjut Darsin, menjadikan sejumlah petani enggan menjual. Alhasil, padi cukup dikeringkan, kemudian diolah untuk dikonsumsi keluarga.

"Selama ini dari lahan satu hektar lebih, saya dapat memperoleh padi 11 ton. Berbeda apabila banjir bercampur minyak datang, paling bagus dapat 7 sampai 8,5 ton," Darsin menandaskan.

Meskipun kondisi ini telah terjadi sejak tahun 2014, tidak satupun petani yang melaporkan peristiwa tersebut ke UPTD Pertanian Bangilan maupun Dinas Pertanian Tuban. Kegelisahan petani hanya berhenti di obrolan warung kopi.

Sementara petani lainnya, Salikun membenarkan adanya limbah minyak saat banjir, yang mempengaruhi hasil panen masyarakat. Kebetulan sawahnya berada di dataran tinggi sehingga tidak terdampak banjir dan hasil panennya normal.

"Kita berharap segera ada tindaklanjut dari pihak terkait. Supaya apa yang menjadi ancaman petani Kumpulrejo, sedini mungkin dapat dicegah," harap Salikun. [rof/rom]