Seminggu Penanaman Bersama Presiden, Banyak Pohon Mati?

Reporter: Moch. Sudarsono

blomTuban.com - Seminggu sudah penanaman serentak bersama Presiden berlangsung, di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Penanaman yang diselenggarakan oleh Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH) dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (HMN) yang dilakukan hari Senin lalu, 28 Oktober 2016 itu kini hanya menyisakan potret buram.

Pasalnya, sebanyak 238 ribu pohon yang ditanam diatas lahan seluas kurang lebih 23 hektar itu banyak yang tidak hidup. Hal itu terlihat saat blokTuban.com mulai memasuki jalan masuk menuju lokasi lahan penanaman. Sejumlah bibit pohon banyak yang tergeletak, ada pula yang terlihat layu dan tumbang layaknya tak terurus.

Tentu saja penanaman yang dihadiri langsung oleh RI 1 itu mengundang sejumlah tanya, apakah kegiatan tersebut hanya fokus menanam saja tanpa adanya perawatan.

Di lokasi penanaman, blokTuban.com menjumpai salah seorang petani asal Desa setempat yang sedang bercocok tanam, yaitu Bu Ngasinah. Perempuan paruh baya berusia 53 tahun itu juga mengungkapkan jika ia turut mengikuti penanaman bersama Presiden pekan lalu pekan lalu.

Saat ditanya mengenai kondisi tanaman banyak yang mati, Ngasinah tidak tahu menahu. Sebab saat Senin kemarin ia hanya disuruh untuk menanam dengan bayaran uang lelah sebesar 25 ribu.

"Saya tidak tahu mengenai perawatannya, kemarin saya hanya melakukan penanaman saja bersama warga lain," ujarnya kepada blokTuban.com (Senin, 5/12/16)

Pengakuan yang sama juga disampaikan petani lain, yaitu Matrop. Pria berusia 63 tahun asal Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu itu juga menyayangkan banyaknya pohon yang mati. Dia menilai seharusnya pohon yang sudah ditanam juga dirawat agar tetap hidup.

"Setahu saya tidak ada perawatan, kalau ada perawatan tentu pohon akan terlihat hidup dan segar, ini saja banyak yang mati," tuturnya.

Sementara itu, Camat Jenu, Kasmuri menyatakan, tidak ada pesan yang diterimanya mengenai perawatan pohon yang ditanam bersama Presiden tersebut Senin lalu itu.

"Itu yang menyelenggarakan adalah Koprabuh, kita tidak ikut campur dan juga tidak mendapatkan pesan apapun pasca penanaman berlangsung," pungkasnya.

Berdasarkan informasi, dalam penanaman serentak tersebut hanya membutuhkan waktu satu jam untuk mendapatkan penghargaan dari Guinness World Records dengan diikuti sebanyak 5500 penanam.[nok/ito]