Fenomena Gondongan Jadi Viral di Bangilan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Fenomena penyakit gondongan kini lagi menjadi viral di Kecamatan Bangilan. Bahkan masyarakat menganggap gondongan sama dengan gondok.

Petugas Kesehatan, Puskesmas Bangilan, Liswati menjelaskan, meskipun namanya hampir sama dan penampakannya juga mirip, yakni pembesaran kelenjar, namun penyakit gondongan dan gondok sangatlah berbeda.

Penyakit gondok atau juga disebut goiter disebabkan gangguan hormon tiroid dan biasanya memicu pembengkakan di leher. Sementara itu, gondongan dipicu oleh virus dan menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar air ludah (parotis).

Baca juga [UPT Dinkes Bangilan Klaim Bukan Kejadian Luar Biasa]

Gangguan tiroid paling sering diderita oleh kaum wanita. Berat-ringannya penyakit ini ditentukan oleh ukuran pembesaran kelenjar tiroid dan gangguan produksi hormonnya.

“Pembesaran kelenjar tiroid di leher bisa juga disebabkan oleh adanya tumor jinak akibat gangguan pada hormon tiroid. Benjolan ini juga bisa menjadi kanker dan harus diangkat,” ujar Liswati, Kamis (6/10/2016).

Dalam pemaparannya, gondok atau goiter adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan pembesaran kelenjar tiroid. Kemungkinan pembesaran yang terjadi hanya berupa benjolan di satu tempat atau di kedua lobus yang ada di kelenjar tiroid yang mengalami pembengkakan. Sangat beragam sekali penyebab dari pembengkakan ini, bisa karena gangguan autoimun atau penyebab lain, dan yang paling sering ditemukan karena kurangnya zat yodium.

Sedangkan penyakit gondongan atau parotitis epidemika disebabkan infeksi virus. Penyakit ini sifatnya menular dan penderitanya datang dari segala usia. Gejala yang muncul dari penyakit Gondongan, seperti pusing, nyeri otot dan demam, hampir mirip dengan gejala pada penyakit flu.

“Penularannya sama dengan penyakit mata, bisa lewat udara atau kontak langsung dengan pasien,” paparnya.

Menurutnya, walaupun gejalanya belum muncul tapi seseorang yang sudah terinfeksi bisa menularkan penyakit pada orang lain, bahkan untuk tiga hari berikutnya bisa sangat menular. Menurunnya daya tular akan terjadi seiring dengan kesembuhan atau meredanya pembengkakan.

Pihaknya menegaskan, sebenarnya gondongan ini dapat sembuh dengan sendirinya, karena penyebabnya sendiri dari virus. Berlangsungnya penyakit ini pun jarang sekali melebihi dua minggu.

“Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh, karena jika sistem imun lemah, maka tubuh mudah ditumpangi infeksi lain, termasuk kuman,” tegasnya.

Selaku pemangku kebijakan di bidang Kesehatan Kecamatan Bangilan, pihaknya mengimbau, bila masyarakat mengalami penyakit gondongan, dapat mencoba beberapa hal ini untuk mengurangi gejala. Pertama penderita boleh mengonsumsi obat untuk menurunkan demam atau meringankan nyeri yang dialami. Tentu dengan memperhatikan petunjuk dan peringatan yang ada pada kemasan obat.

Kedua, penderita dibolehkan mengompres dengan air hangat atau dingin (yang mana saja yang terasa lebih nyaman) pada area yang bengkak dan nyeri. Ketiga, penderita manjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Terakhir yang terpenting untuk mencegah penularan ke orang lain, sebaiknya tetap berada di rumah minimal selama 5 hari. Setelah gejala membaik dan bila terpaksa harus keluar rumah disarankan menggunakan masker.

"Konsumsi makanan lunak yang tidak perlu dikunyah dan hindari makanan atau minuman yang asam," pungkasnya. [rof/rom]