Pasien dengan Diabetes, Bolehkah Puasa?

Oleh: Ns. Angger Anugerah HS.*

Bulan Ramadan merupakan bulan dimana seluruh umat Muslim (yang tidak berhalangan) diwajibkan untuk menjalankan puasa. Di bulan ini umat Muslim diharuskan untuk tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Meskipun tidak ada larangan makan dan minum setelah tenggelam fajar hingga terbit matahari, akan tetapi umat Muslim cenderung untuk tetap hanya makan dua kali sehari yaitu menjelang fajar dan saat berbuka menjelang petang.

Mungkin sebagian masyarakat Muslim puasa bukan merupakan tantangan yang berat untuk dijalani. Puasa malahan terbukti menambah daya tahan tubuh dan menghindarkan dari berbagai penyakit yang disebabkan pola makan. Akan tetapi, bagaimana pada penderita Diabetes Melitus (DM)? Apakah tetap boleh menjalankan puasa dan apa tidak berbahaya?

Banyak dari penderita DM yang tetap menjalankan puasa di bulan Ramadan. Memang hal ini telah menjadi pembicaraan global oleh para peniliti dan pakar kesehatan, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga Pakistan dan di kawasan timur tengah yang mayoritas penduduknya Muslim. Tidak hanya itu di perbincangan hangat juga berlangsung di kawasan Eropa dan Amerika. Mengapa ini bisa menjadi topik yang sangat luas? Hal itu terjadi karena telah sudah masuk ranah kesehatan dan kepercayaan yang terkadang menimbulkan perselisihan diantara para pakar.

Penderita DM bukannya tanpa risiko dalam menjalani ibadahnya. Beberapa komplikasi dari hasil penelitian tercatat menjadi masalah yang mungkin timbul seperti hypoglycemia (kekurangan asupan tenaga dalam tubuh) dan dehidrasi yang diakibatkan karena keterbatasan intake cairan. Hal ini dapat terjadi karena proses biologis yang berbeda dari yang bukan penderita DM dengan mereka yang mengidap. Oleh karenanya, beberapa penelitian telah memberikan saran berupa cara mengatur puasa yang aman bagi penderita DM.

Hati-Hati untuk Penderita DM
Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr. Al-Arouj dkk. (2010), terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan oleh pengidap penyakit DM. Diantaranya bagi pengidap DM penting untuk melakukan pemeriksaan gula darah saat menjalankan puasa, dan disarankan untuk mengecek beberapa kali. Jika ditemukan nilai gula darah tinggi atau rendah, segera hubungi tenaga kesehatan.

Penderita DM harus paham, kalau mendapati kadar gula darah yang rendah dari hasil pemeriksaan, disarankan segera mengakhiri puasanya. Karena apabila terjadi hypoglycemia, maka akan memperparah keadaan penyakitnya. Sebab, saat puasa terkadang terjadi perbedaan pola makan yang besar. Kecenderungan untuk menambah porsi sekali makan dan makan menjelang tidur, sering kali terjadi. Dua pola makan tersebut harus dijauhi karena menambah porsi makan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya hyperglycemia. Begitupun makan sebelum tidur, akan meningkatkan gula dalam darah karena asupan energi yang banyak, tapi tidak diimbangi aktivitas yang seimbang.

Mengontrol berat badan. Sebab, berat badan dapat menjadi indikator penting nilai nutrisi dalam tubuh, sehingga pengidap DM harus konsisten terhadap hal tersebut dan menjaga berat badannya agar tidak naik maupun turun secara berlebih.

Juga, diperlukan olah raga yang tepat. Karena, menjaga kebugaran tubuh dan aktivitas fisik merupakan hal wajib yang harus dilakukan pasien dengan DM. Akan tetapi aktivitas yang berlebihan akan malah meningkatkan risiko timbulnya hypoglycemia. Kegiatan berlebih terutama menjelang berbuka puasa harus dihindari, karena pada waktu-waktu tersebut bisa jadi nutrisi dalam tubuh pada fase terendah. Kegiatan yang disarankan adalah aktivitas setelah berbuka. Salat Terawih yang terdiri dari gerakan yang berulang ulang seperti berdiri dari duduk, rukuk dan sujud, merupakan pola aktivitas yang pas dan sangat disarankan pada pasien yang menderita DM.

Terpenting adalah, pemerikasaan ketika menjalankan puasa Ramadan harus dilakukan untuk mengecek kondisi terkini keadaan pasien. Tentunya saran petugas kesehatan sangat penting untuk di taati demi kesehatan pasien. Itulah pentingnya managemen puasa yang dapat dilakukan oleh pasien DM. Satu hal yang perlu dipahami, bahwa penderita DM memiliki proses biologis yang berbeda dengan orang tanpa DM, begitupun kebutuhan akan asupannya. Sehingga kecermaatan pasien dalam menjalani puasa adalah kunci agar terasa nyaman dan tetap sehat. [mad]

*Pengirim: Dosen Prodi S1 Keperawatan/Ners, STIKes ICSADA Bojonegoro dan Master Candidate di Prince of Songkla University, Thailand.

Ilustrasi foto: agenmoment.web.id