Eloknya Hamparan Kebun Mawar Bulung

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Siapa sangka di sekitar Sendang Bulung yang cukup asri tersembunyi pesona lainnya. Sesuatu keindahan tersembunyi di balik rumah warga sekitar.

Kebun yang berada tepat di belakang pemukiman warga, menyimpan kebun bunga mawar nan apik. Tanah berada di dataran tinggi memiliki tingkat kesuburan sendiri lantaran didukung cuaca yang relatif berbeda dengan dataran rendah.

Salah satu pemilik kebun mawar,  Yahmani (54) warga Dusun Bulung, Desa Nguruan, Kecamatan Soko mengatakan merawat bunga mawar merah tersebut dengan pupuk alami. Saat blokTuban.com digiring ke belakang kebun mawar miliknya, pemandangan elok mengundang perhatian mata.

Ia menjelaskan kebun bunga miliknya dibiarkan hidup liar di kebun. Cukup ia memberi pupuk yang berasal dari kotoran sapi atau pupuk kandang dan pengairan secukupnya. Udara panas di Bulung cocok untuk mawar berkembang biak.

"Tanah di Dusun Bulung gembur namun kering," kata pria yang juga penjual bunga telon (untuk ziarah makam) ini.

Tanah kering namun gembur tersebut merupakan jenis tanah menjadi habitat mawar untuk tumbuh berkembangbiak. Di atas tanah seluas 200 meter tepat di belakang rumah, ratusan tanaman mawar tumbuh lebat. Saling tumbuh ke atas, berlomba menemukan sinar matahari.

"Yang penting pengairan tanah cukup, tanpa pupuk kimia sudah tumbuh sendiri," kata Yahmani menambahakan kepada blokTuban.com.

Tumbuhan setinggi dada orang dewasa ini menghasilkan bunga mawar merah semerah darah. Kelopak bunga tergolong kecil, dengn diameter kurang lebih 6 centimeter.  Ketika tiba musim berbunga, mawar ini dipetik dan kemudian dijual.

"Biasanya saya jual bersama kembang kenanga dan gading, atau masyarakat menyebutnya kembang telon," kata pria setengah baya ini.

Setiap kali panen, lanjut Yahmani, mampu menghasilkan 1.500 kilogram bunga mawar. Sementara, untuk masa tumbuh bunga mawar mampu bertahan hingga 6 tahun
lamanya.

Sementara itu, penuturan serupa datang dari penjual bunga dan pemilik kebun mawar yang lain, Karmu, selama ini ia pula menjajakan bunga. Namun ia memilih menjual bunga di pasar Tuban. Tidak berbeda jauh dengan Yahmani yang memilih berjualan di pasar Bojonegoro.

"Saat ini hanya bergantung dengan permintaan pasar, kalau sepi ya sedikit yang laku," kata Karmu.

Lebih dari sekedar kebun mawar dan nominal yang didapat dari melimpahnya kelopak mawar ini. Terdapat potensi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan menjasi destinasi wisata alam menawan.

Selain menawarkan kesejukkan air Sendang Bulung, kerindangan lokasi sendang pula kebun mawar menjadi daya tarik sendiri bagi desa yang terletak sekitar 5 kilometer dari balai Kecamatan Soko.[dwi/ito]