Marning Jatirogo, Omset Jutaan Rupiah

Reporter: Ikhsanul Yazid

bloktuban.com - Marning Jatirogo, begitu biasa masyarakat Tuban menyebut. Jenis makanan ringan dengan bahan dasar jagung ini, merupakan salah satu camilan khas dan andalan di Kabupaten Tuban.

Disebut Marning Jatirogo, karena sentral pembuatan camilan ini ada di Kecamatan Jatirogo. Cita rasa marning dari tempat inipun, sangat berbeda dibandingkan dengan produksi marning dari tempat lain. Salah satu sentral produksi marning yang terkenal di kecamatan ini ada di Desa Sadang.

Saking terkenal karena gurihnya, makanan tradisional ini bahkan bisa mendatangkan omset antara 2 sampai 3 juta perbulan bagi produsennya. Pemasarannya pun, tembus tidak hanya di Kecamatan Jatirogo dan wilayah lain di Tuban, tetapi sampai di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan kabupaten tetangga yang lain.

Harga jual marning tergolong murah, yaitu konsumen bisa mendapatkan dengan harga Rp15.000 perkilogram. Menjadikannya semakin laris manis di pasaran.

"Bahan-bahannya bisa dibilang simpel, cukup menyediakan jagung putih sebagai bahan dasar pembuatan serta bawang, penyedap rasa, garam, minyak goreng dan yang terpenting batu kapur gamping," tutur salah satu produsen marning, Rastin (51), saat ditemui blokTuban.com, Kamis (14/1/2016).

Rastin menerangkan cara pembuatannya yang mudah, Cuci jagung putih terlebih dahulu lalu campur dengan gamping, beri air secukupnya untuk selanjutnya direbus sampai mendidih kemudian angkat dan di rendam dengan air selama dua hari sebelum digoreng

Sebelum digoreng, jagung yang sudah direbus diberi bumbu penyedap rasa, garam dan bawang putih yang sudah dihaluskan. Serta jangan lupa irisan bawang kecil-kecil sebagai penambah rasa sedap pada marning. Lalu marning digoreng dengan kapasitas minyak goreng dan jagung satu banding setengah marning siap dimakan dan dikemas untuk kemudian pasarkan.

Pembeda utama antara marning Jatirogo dengan marning pada umumnya terletak pada bahan pokok, yakni jagung putih dan perendaman selama dua hari, dengan sedikit batu gamping (agar marning empuk) saat dimakan. Kemudian juga pada banyaknya minyak goreng, agar hasil penggorengan merata saat dimasak.

"Dalam sehari, biasanya menghabiskan 50 kilogram jagung putih yang kita dapat dari penjual pasar di Jatirogo," kata pembuat marning yang lain, Darmi (25), kepada blokTuban.com. [nul/rom]