Tumis Enthung, Kuliner Dadakan di Musim Ulat

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan jati punya tradisi unik usai musim ulat. Enthung, atau kepompong ulat jati menjadi salah satu sajian nikmat untuk dikonsumsi.

Metamorfosis ulat sebelum menjadi kupu-kupu ini dimasak dengan cara ditumis. Bumbunya sederhana. Cukup dengan cabai, bawang putih, bawang merah, garam, dan sedikit penyedap rasa.

"Tinggal ditumis jadi satu, biasanya orang lebih suka kalau ditumis pedas," kata salah satu pemasak tumis enthung, Rumini (35), warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Senin (4/1/2016).

Rumini menjelaskan, santapan enthung sudah mulai populer sejak dua hari terakhir. Enthung ini, bisa didapat dengan mudah di hutan-hutan jati sebelum menjadi kupu-kupu.

"Ini adalah masakan musiman, satu minggu lagi tidak ada," lanjut Rumini.

Salah satu penikmat Enthung, Fajar (32), menyebut enthung mempunyai cita rasa unik. Setelah ditumis, daging enthung terasa gurih bercampur bumbu-bumbu dapur. Fajar meyakini, Enthung mempunyai kadar protein dan gizi tinggi.

"Karena adanya setahun sekali, saya pasti menyempatkan beli kemudian ditumis," terang warga Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, ini.

Saat ini, harga satu kilogram entung dibandrol sekitar Rp40.000. Ketika masih sedikit, pedagang bahkan menjual sampai Rp60.0000 per kilogramnya. [pur/col]