GPDI Parengan, Pernah Jaya Kini Minim Jemaat

Reporter: Ahmad Syahid

blokTuban.com - Kamis (24/12/2015) sore daerah Parengan dan sekitarnya diguyur hujan rintik-rintik. Begitu juga saat blokTuban.com. mengunjungi Gereja Pantai Kosta di Indonesia (GPDI) yang berada di Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Gereja yang dibangun sejak tahun 1986 silam itu kini mengalami penurunan, sebab sudah 5 tahun Gereja yang berada di Pinggir Jalan Raya Parengan tepatnya di Desa Parang Batu, itu sudah tidak digunakan untuk merayakan Hari Natal seperti gereja-gereja lainya.

Gereja tersebut saat ini sangat sepi dan sudah mengelupas sebagian atap dan dindingnya. GPDI hanya difungsikan bila
ada pertemuan-pertemuan atau rapat para jemaat saja. Padahal, dalam sejarahnya, GPDI pernah mengalami kemajuan saat tahun 2000 silam. Saat itu jemaatnya lebih dari 30 keluarga, namun saat ini jemaat tersebut sudah banyak yang mati. Meski demikian, GPDI masih dirawat seadanya oleh Sang Pendamping Pendeta yang rumahnya berada di depan persis gereja
tersebut.

Perawat gereja GPDI, Ester Arinistiliani (52) menyampaikan, GPDI saat ini hanya memiliki dua keluarga jemaat (5 orang).
Sehingga bila perayaan Natal Tiba dan Upacara Tutup tahun, pihaknya bersama jemaat lainnya melakukan ibadah di Gereja lain yang besar. Biasanya di GPDI Bojonegoro yang berada di Jalan Teuku Umar Bojonegoro. Selain ibadah, agenda rutinan tiap tahunya yang ia lakukan adalah membagi-bagi kue kepada jemaat dan tetangga lainnya.

"Sejak bapak kecelakaan dan banyak jemaat yang sudah meninggal. Sehingga jemaat semakin sedikit. Oleh sebab itu, gerejanya sepi dan tidak difungsikan lagi untuk perayaan Hari Natal. Yang penting nilai berbaginya tetap kami lakukan," ujar wanita asli Surabaya tersebut.

Selanjutnya, ia berharap agar agama yang ia anut bisa maju lagi seperti dulu. Sehingga tempat ibadah yang ia bangun bersama suaminya itu bisa difungsikan lagi sebagaimana mestinya. Ia juga menyatakan bahwa sampai saat ini bisa beribadah dengan tenang dengan menanamkan nilai toleransi dan menanam nilai kebaikan kepada siapa pun, meskipun berbeda keyakinan.

"Sampai saat ini aman, tanpa ada konflik. Semoga untuk selamanya kita bisa saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama. Intinya mari saling menanam kebaikan jangan keburukan," ujar Ibu dua anak tersebut kepada blokTuban.com.

Salah satu anak Ester, Nurma Dewi Maryam Magdalena (28) mengaku dirinya cukup prihatin juga atas minimnya penerus dan jemaat di GPDI Parengan. Sebab sejak tahun 2011 Gereja yang dibangun ayahnya mulai sepi dan belum ada yang melanjutkanya. Ia sendiri saat ini bergabung dengan Jemaat Kristiani di Tulung Agung. "Semoga bisa lebih maju. Saling menjaga keyakinan dan kebenaran yang kita yakini," ujarnya kepada blokTuban.com. [hid/col]