Warga: Gonta-Ganti Pemimpin, Tanah Tetap Terampas


Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Pemboikotan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilakukan sejumlah warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, dipicu sengketa tanah yang terjadi antara warga dengan PT Semen Indonesia, Tbk, Rabu (9/12/2015).

"Bayangkan, kasus ini sudah ada sejak tahun 2003 lalu," jelas Koordinator Forum Warga Gaji, Abu Nasir, kepada blokTuban.com.

Permasalahan bermula, pada 2003 lalu ketika salah seorang warga bermaksud mensertifikatkan tanahnya di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tetapi warga tersebut kaget karena tanah itu dinyatakan sudah dibeli oleh PT Semen Indonesia (saat itu PT Semen Gresik).

Setelah dicek, ternyata masalah ini juga menimpa puluhan Kepala Keluarga (KK) yang lain. Padahal, sama sekali warga tidak pernah menjual tanah mereka kepada perusahaan.

"Sama sekali tidak pernah menjual, ternyata ini adalah permainan mantan kepala desa, petinggi pemerintahan, dan pejabat SG yang menjabat di tahun itu," terang Abu Nasir.

Setelah itu, mereka mengaku sudah hampir seratus kali melakukan aksi demo, hearing, ataupun bertemu dengan pejabat-pejabat pemerintahan. Di tahun 2003 pemerintahan masih dipimpin Heany Relawati sampai Pilkada tahun 2011.

"Tapi Kades yang bermain menjual tanah kami hanya mendapat sanksi dipecat," kata Abu Nasir.

Setelah rezim berganti, dan dipimpin Fathul Huda dan Noor Nahar Hussein, permasalahan sengketa tanah mereka tetap tidak terselesaikan. Mereka hanya mendapat janji-janji penyelesaikan baik dari eksekutif atau legislatif.

"Intinya sama saja, dan kami tetap didholimi oleh pemerintah. Ini hanya Pilkada yang basa-basi bagi kami," tandas Abu Nasir. [pur/col]